Sri Mulyani: Rasio Utang RI Lebih Rendah Dibanding AS-China

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
06 January 2021 21:03
Sepak Terjang Menkeu Terbaik Dunia
Foto: Ilustrasi Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Arie Pratama)

Jakarta, CNBC Indonesia - PandemiĀ Covid-19 telah membuat rasio utang publik di berbagai negara meningkat signifikan, bahkan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Malaysia memiliki rasio utang hingga 100% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Bagaimana dengan Indonesia?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rasio utang publik Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai 38,5% dari PDB. Rasio itu jauh di bawah Filipina yang rasio utang publiknya mencapai 48,9% terhadap PDB dan Vietnam 46,6% terhadap PDB.

"Rasio utang publik Indonesia masih salah satu yang paling rendah. Pertambahan utang di 2020 juga salah satu yang paling kecil di antara banyak negara lain," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers, Rabu (6/1/2021).

Ia memerinci, banyak negara-negara yang rasio utang terhadap PDB tembus di atas 100%, di antaranya yakni Amerika Serikat (AS) yang mencapai 131,2% dan Prancis mencapai 118,7%.

Ada pula Jerman yang rasio utang terhadap PDB-nya mencapai 73,3%, China 63,3%, dan India menyentuh 69,3%. Bahkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand juga telah tembus di atas 50%.



"Ini situasi yang kita hadapi namun Indonesia akan terus keep up untuk selalu relatif lebih baik merespons lebih efektif sehingga perekonomian dan masyarakat kita bisa bangkit kembali," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menjelaskan, pandemi Covid-19 memang membuat defisit kas negara-negara jadi lebih melebar. Setiap pemerintah mau tidak mau harus bisa mengeluarkan berbagai kebijakan fiskal untuk membantu rakyatnya yang kesulitan di tengah pandemi.

"Seluruh negara gunakan instrumen fiskalnya untuk melindungi rakyat dan ekonominya. Fiskal dibuat defisit besar karena mereka harus dibelanjakan untuk melindungi masyarakat yang terdampak Covid-19 dan ekonomi yang merosot," kata Sri Mulyani.

Defisit terhadap PDB di seluruh dunia mengalami pelebaran. Di AS bahkan -18,7%, Prancis mendekati -11%, China kontraksinya mencapai -12%, India defisitnya hingga -13,1%.

"Negara di ASEAN, Malaysia defisitnya -6,5%, Filipina -8,1%, Singapura -10,8%. Indonesia defisitnya sesuai dengan UU APBN adalah minus 6,3%" ujar Sri Mulyani.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pembiayaan Utang Naik Jadi Rp 1.177,4 T di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular