PSBB Ketat Jawa-Bali

PSBB Ketat Effect, Resto Makin Berdarah-Darah & Tutup Total!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 January 2021 16:31
Soto Ayam Cak San. (CNBC Indonesia/Andrean Kristisnto)
Foto: Soto Ayam Cak San. (CNBC Indonesia/Andrean Kristisnto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah resmi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat di beberapa kota di Jawa dan Bali mulai 11 Januari 2021. Salah satu aturannya adalah pembatasan kapasitas restoran menjadi 25% dan pemesanan makanan harus take away.

Kondisi ini berpotensi membuat ribuan restoran menjadi tutup total. Sebagian pengusaha yang sudah memiliki rencana untuk membuka udaha di Januari ini pun banyak yang mengurungkan niatnya.

"Lebih banyak jadi yang tutup permanen. Waktu itu, beberapa bulan lalu sudah seribuan, sekarang bisa lebih banyak lagi. Pengusaha paling mati ketemu ketidakpastian. Nggak ada pengusaha bisa hidup kalau ketidakpastiannya tinggi, resiko tinggi ketidakpastian ini yang buat kita sulit. Mungkin ada yang mau Januari buka, tapi lihat gini nggak bisa," kata Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran, Emil Arifin kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/1/21).

Langkah pelaku usaha yang lebih memilih untuk menahan tidak lepas dari kondisi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Ketika ada pembatasan sebesar 50%, sebagian besar restoran untuk menutupi modal yang ada. Apalagi ketika saat ini sudah berada di kapasitas 25%.

"Dengan kapasitas sampai 25%, pasti Januari nggak ada sales sama sekali. Kita sudah sepuluh bulan udah berupaya macam-macam, ini bukan pertama, dari pengetatan yang benar-benar total, kemudian diperlonggar, ketat, longgar, ketat lagi, kita sudah kehabisan trik," sebut Emil.

Adapun beragam cara tersebut adalah karyawan yang sudah di-PHK serta dirumahkan, menu dikurangi, pembayaran sewa pun sudah tidak bayar 100%. Beberapa di antaranya ada yang dibayar hanya 50%, lalu bahan baku ada yang pembayarannya mundur 6 bulan ke vendor. Juga ada pelaku usaha restoran sudah minta restrukturisasi bunga pinjaman bank, serta ada yang mencari pemegang saham baru.

"Jadi segala macam trik sudah dilakukan untuk survive, rugi ya rugi teman-teman mau kendalikan supaya nggak besar. Take out sudah promosi banyak tapi nggak bisa angkat, karena saingan banyak jadi semua restoran sekarang semua suffer (menderita) parah kondisinya," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Perketat PSBB di Jawa-Bali, Ternyata Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular