
540 Ribu Orang Langgar Protokol Kesehatan Saat Libur Nataru

Jakarta, CNBC Indonesia- Satgas Penanganan Covid-19 mencatat lebih dari 500 ribu orang mendapatkan teguran di tempat wisata selama masa libur natal dan tahun baru, karena tidak mematuhi protokol kesehatan. Jumlah orang yang melanggar protokol kesehatan di tempat wisata pun naik 75,48% dari 309 ribu orang menajdi 542 ribu orang, dan pelanggaran paling tinggi di masa libur tahun baru.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan selama masa libur akhir tahun dilakukan pemantauan terhadap 1,18 juta orang di tempat wisata naik 68,59% dibandingkan pekan sebelumnya. Dibandingkan libur natal, jumlah orang yang datang ke tempat wisata pun jauh lebih tinggi pada saat tahun baru.
"Jadi sebenarnya jika kita bandingkan dengan weekend sebelumnya, kenaikan orang yang dipantau saat libur natal hanya 34,21%. Sementara pada libur tahun baru kenaikannya 161%," kata Dewi, Rabu (06/01/2021).
Sayangnya, dari jumlah masyarakat yang mendapatkan teguran masih ada sekitar 1% yang melakukan penolakan menjalankan protokol kesehatan.
"Secara persentase memang hanya 1% tetapi secara jumlah absoulut bisa ribuan orang, jadi terlihat masih banyak yang belum percaya dengan edukasi yang telah dilakukan," kata dia.
Dibandingkan masa libur panjang pada September dan Oktober, Satgas menemukan beberapa perbedaan salah satunya adalah kunjungan masyarakat ke mall dan restoran. Di akhir tahun jumlah pemantauan di mall menurun dibandingkan dengan tempat wisata yang terbuka atau wisata alam. Sementara pada Oktober, jumlah masyarakat lebih banyak menghabiskan liburan ke mall dan restoran.
Satgas juga melakukan pemantauan terhadap tiga provinsi yang menjadi destinasi liburan akhir tahun, yakni Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Dewi mengatakan di Jabar jumlah orang yang dipantau naik tiga kali lipat atau 233% dibandingkan pekan sebelumnya dari 28.850 sebelum libur panjang menjadi 96.151 orang.
"Di Jawa Barat paling banyak pada tahun baru, perbedaan libur natal kenaikan hanya 10% tapi saat tahun baru kenaikannya 6x lipat. Kemudian jumlah org yang dipantau dan ditegur di tempat wisata, yang ditegur naik 2 kali lipat," ujarnya.
Dia juga mengingatkan 14 hari ke depan menjadi masa yang waspada untuk peningkatan kasus, karena lonjakan mobilitas orang paling tinggi terjadi pada saat tahun baru.
Dewi juga menegaskan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak (3M) harus diterapkan sebagai kunci memutus rantai penularan. Pasalnya pada saat tahun baru penggunaan masker menurun hingga menjadi 77%, padahal biasanya di atas 80%.
"Kita kadang lupa apa yang membuat keramaian, kemudian berlama-lama di ruangan tertutup , kontak erat juga kemudian juga durasi," katanya
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Ini Protokol Cegah Covid-19 di Pengungsian
