
Satgas: Persingkat Rujukan Pasien Covid Demi Kurangi Kematian

Jakarta, CNBC Indonesia- Angka kematian pada pekan ini naik 0,3% dibandingkan pekan lalu, dan masih berfluktuasi per minggunya. Provinsi dengan penambahan kasus tertinggi yakni Jawa Timur, Kalimantan Utara, DKI Jakarta.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan fluktuasi angka kematian menandakan kulitas pelayanan Covid-19 di berbagai daerah pun masih belum stabil dan perlu ditingkatkan kualitasnya. Daerah yang kasus kematiannya meningkat, menandakan mereka kurang mampu menanganani pasien, dan masyarakat yang terlambat memeriksakan diri, hingga poses rujukan yang panjang. Untuk itu perlu adanya upaya menyederhanakan dan mempersingkat rujukan pasien Covid-19 untuk mengurangi kematian.
Selain itu, dengan peningkatan kasus dan beberapa kali menembus rekor baru, pemerintah pun berupaya meningkatkan tempat tidur dengan target 30% di setiap rumah sakit. Hal ini juga berlaku pada termasuk di dalam upaya implementasi perawatan Covid-19 di RS non rujukan.
"Pemerintah berupaya menegakkan displin sampai ke tingkat mikro pada protokol kesehatan. Bukan cuma saranan dan prasarana Kemenkes juga menambah tenaga kesehatan sebanyak 10 ribu untuk memastikan layanan kesehatan berkualitas sehingga bisa lebih efektif," kata Wiku, Selasa (05/1/2020).
Situasi terkini perihal ketersediaan tempat tidur yang diukur dengan bed occupancy ratio (BOR) dan ruang Intensive Care Unit (ICU) di banyak rumah sakit kian menipis. Menurut dia, keberadaan tempat tidur di RS untuk pasien Covid-19 belum tentu bisa digunakan. Sebab, ada faktor lain berupa keterbatasan tenaga kesehatan.
"Keterisian ICU dan ruang isolasi semakin meningkat dan mengkhawatirkan di beberapa daerah. Keterisian untuk BOR dan ICU sudah melebihi 70% di antaranya di DKI Jakarta, Banten, DI Yogyakarka, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan. Ini menandakan kita dalam kondisi darurat yang ditandai dengan ketersediaan tempat tidur menipis," ujar Wiku.
Sampai saat ini ada 237 dokter yang meninggal dan meningkat di Oktober terutama Desember. Dia menegaskan jika masyarakat abai dan meninggalkan kasus baru tidak akan cukup fasilitas kesehatan Indonesia tidak dapat menangani.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak