
Bingung! Harga Minyak Turun Salah, Naik Bikin Susah...

Masuk 2021, harga kontrak futures minyak Brent sudah di atas US$ 50/barel. Rata-rata harga minyak Brent di tahun 2020 berada di bawah US$ 45/barel. Untuk harga minyak mentah Indonesia yang dikenal dengan Indonesian Crude Price (ICP) juga ikut longsor meski ada tren kenaikan sejak paruh kedua 2020.
Dalam asumsi makro APBN 2021, harga minyak Indonesia dipatok di US$ 45/barel. Naik hampir US$ 3/barel dibanding tahun 2020. Apabila terjadi kenaikan terhadap harga minyak global dan nasional maka dampaknya akan dirasakan oleh perekonomian dalam negeri.
Dampak fluktuasi harga minyak ke perekonomian Indonesia bisa masuk ke berbagai jalur. Mulai dari fiskal, sektoral hingga moneter. Terkait dengan fiskal kenaikan harga minyak mentah dunia akan memberikan kontribusi yang positif bagi pendapatan negara.
Dalam analisis sensitivitas asumsi makro APBN pada nota keuangan dan RAPBN 2021, kenaikan ICP sebesar US$ 1 per barel dapat menyebabkan pendapatan negara naik Rp 4,39 triliun dan belanja negara naik Rp 3,46 triliun sehingga menambah surplus Rp 929,1 miliar.
Kenaikan harga minyak juga cenderung positif untuk sektor migas. Investasi menjadi lebih menarik. Namun untuk tahun 2021, pemerintah mematok target lifting (produksi untuk dijual) minyak hanya sebesar 705 ribu bph.
Kendati memiliki sisi positif, kenaikan harga minyak juga memiliki sisi negatif. Sisi negatifnya adalah, bagi negara yang menjadi net importir minyak seperti Indonesia, kenaikan harga akan membuat biaya impor lebih mahal.
Neraca dagang bisa jebol, defisit transaksi berjalan bisa makin parah. Alhasil nilai tukar rupiah cenderung terdepresiasi. Kombinasi antara kenaikan harga minyak dan depresiasi rupiah akan cenderung menyebabkan inflasi atau kenaikan harga di dalam negeri.
Maklum, minyak merupakan salah satu input paling penting dalam setiap kegiatan ekonomi. Inflasi bakal terjadi jika harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan. Namun jika tidak dinaikkan mau tak mau pemerintah harus memberikan alokasi subsidi untuk yang membutuhkan.
Dilematis memang, terlalu anjlok dalam harganya salah, menguat signifikan pun salah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)