
SKK Migas Ramal Lifting Blok Rokan Rerata 165.000 bph di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - SKK Migas memproyeksikan lifting minyak Blok Rokan di tahun ini akan turun dibandingkan dengan tahun lalu. Demikian disampaikan Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin dalam konferensi pers virtual "Hulu Migas Menyambut 2021" pada pekan lalu.
"Rata-rata 165.000 barel per day di Rokan untuk 2021," ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan capaian kuartal III 2020, lifting dari Blok Rokan ini mencapai 176.298 bph. Dengan demikian, ada penurunan 6,25%.
Kendati demikian, capaian di kuartal III 2020 lebih tinggi dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP), yaitu 170.000 bph. Namun, bila dibandingkan 2019 yang mencapai 190.131 bph, ini berarti lifting minyak pada tahun ini turun 7,2%.
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), operator Blok Rokan, Riau sudah mulai kembali melakukan pengeboran meski kontrak pengelolaan akan berakhir pada Agustus 2021. Selanjutnya, operasional diambil alih PT Pertamina (Persero).
Buyung, sapaan akrab Jaffee mengatakan, waktu investasi pengeboran di Blok Rokan sangat terbatas. Oleh karena itu, SKK Migas akan melakukan upaya-upaya terbaik agar bisa membelanjakan investasi sebesar US$ 154 juta dolar.
Lebih lanjut, Jaffee mengatakan, dengan investasi sebesar itu, maka pengeboran bisa mencapai 190 sumur.
"Tapi dengan waktu yang terbatas kita akan best effort. Drilling pertama sudah dimulai beberapa hari lalu," ujar Jaffee.
Setelah dialihkan ke Pertamina, diproyeksikan pengeboran akan mencapai 84 sumur. Saat ini sedang dilakukan diskusi untuk mencapai target tersebut mengingat waktu yang terbatas ini.
"Setelah pindah ke teman-teman Pertamina akan kita drill capai ke 84 sumur targetnya. Kita harus masif, agresif, dan efisien," ujarnya.
Sebelumnya, Manager Corporate Communications PT Chevron Pacific Indonesia Sonitha Poernomo mengatakan, Chevron kembali melakukan kegiatan pengeboran di Blok Rokan, Duri, Riau, pada 29 Desember 2020 setelah mendapatkan seluruh izin yang diperlukan.
"Kami sangat mengapresiasi kepada semua pihak yang telah membantu," tuturnya dalam pesan tertulis kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/12/2020).
Kembali dilakukannya pengeboran meski kontrak perusahaan di Blok Rokan akan berakhir dalam hitungan bulan, menurut dia, merupakan bukti komitmen perusahaan untuk menjaga tingkat produksi pada saat transisi dan masa-masa berikutnya. Hal itu tentu akan sangat bermanfaat bagi pemerintah maupun operator berikutnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina 'Ramal' Produksi Migas Tembus 910 BOEPD di 2024