Setahun Jenderal Soleimani Tewas, Dubes Iran di RI Kutuk AS

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
03 January 2021 17:45
Protesters chant slogans and hold up posters of Gen. Qassem Soleimani during a demonstration in front of the British Embassy in Tehran, Iran, Sunday, Jan. 12, 2020. A candlelight ceremony late Saturday in Tehran turned into a protest, with hundreds of people chanting against the country's leaders — including Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei — and police dispersing them with tear gas. Police briefly detained the British ambassador to Iran, Rob Macaire, who said he went to the Saturday vigil without knowing it would turn into a protest. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
Foto: Demo Iran (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad kembali mengutuk serangan Pemerintah Amerika Serikat kepada Komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani pada 3 Januari 2020, atau tepat setahun lalu.

Pernyataan ini diutarakan Dubes Mohammad Azad memperingati setahun kematian Soleimani yang dibunuh oleh Amerika Serikat melalui serangan udara di dekat Bandar Udara Internasional Bagdad, Irak.

"Kami kembali mengutuk aksi Amerika Serikat yang meneror Mayjen Qasem Soleimani yang merupakan simbol dan pahlawan anti terorisme dan radikalisme di kawasan Timur Tengah," katanya, dalam siaran pers, Minggu (3/01/2021).

Menurut Azad, Soleimani adalah sosok yang punya jasa, pengoranan, serta keberanian dalam memerangi ISIS dan kelompok takfiri di Suriah dan Irak merupakan bagian dari sejarah kontemporer yang tak akan terlupakan.

Tindakan keji ini, kata dia adalah serangan teror terhadap pejabat resmi Republik Islam Iran dan merupakan bentuk nyata dari aksi terorisme yang berbasis pemerintahan / terorisme negara.

"Tindakan biadab ini juga adalah pelanggaran yang luas terhadap berbagai peraturan internasional dan piagam PBB," ujarnya lagi.

Dijelaskannya, mengacu pada pernyataan pejabat tinggi Irak, pasukan dari AS melakukan aksi teror terhadap Soleimani saat berkunjung ke Bagdad sebagai tamu resmi negara dan tindakan tersebut adalah sebuah pelanggaran kedaulatan negara Irak sebagai negara yang berdaulat.

Tidak hanya itu, aksi teror ini juga bertentangan dengan komitmen internasional AS dalam memerangi terorisme dikarenakan AS dengan tindakan kejinya telah melawan orang orang dan pihak-pihak yang berperang dengan kelompok teroris.

"AS telah membuat tragedi bersejarah dengan menempatkan terorisme dalam kategori baik dan buruk berdasarkan kepentingan mereka," tandas Azad.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jet Tempur Iran Jatuh Timpa Sekolah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular