
Iran 'Ugal-ugalan', Kesepakatan Nuklir Terancam Kandas

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman senjata nuklir Iran kembali meningkat setelah negara tersebut 'membangkang' dengan mencoba memindahkan 27 kamera pemantau Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Hal itu pun berpotensi mengacaukan peluang untuk mengembalikan kesepakatan nuklir Iran pada 2015.
Aksi yang dilakukan Iran ini sendiri merupakan sikap dari ketidakpuasannya terhadap keputusan IAEA. Negara itu telah menyatakan akan mengambil tindakan jika Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara meloloskan resolusi yang dirancang oleh Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, dan Jerman.
Atas nama Tuhan dan bangsa besar Iran, kami tidak akan mundur satu langkah pun dari posisi kami.Ebrahim Raisi, Presiden Iran |
Adapun, resolusi yang disahkan pada Rabu (8/6/2022) malam waktu setempat tersebut berisi kritik terhadap Teheran yang dianggap gagal menjelaskan jejak uranium di sejumlah situs-situs yang tidak diumumkan.
Melansir Reuters, Jumat (10/6/2022), Kepala IAEA Rafael Grossi mengungkapkan Irang berencana memindahkan sejumlah peralatan, termasuk 27 kamera pengawas IAEA yang menjadi alat pemantau tambahan di bawah kesepakatan pada 2015.
Menurut Grossi, setidaknya membutuhkan tiga hingga empat minggu untuk memulihkan kamera pengawas tersebut atau IAEA akan kehilangan kemampuan untuk mengamati aktivitas nuklir paling penting di Iran.
"Saya pikir ini akan menjadi pukulan fatal (untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir)," kata Grossi.
Sebuah laporan rahasia IAEA kepada negara-negara anggota pada Kamis malam yang dilihat oleh Reuters mengatakan inspektur IAEA telah melepas kamera IAEA di dua lokasi dan menempatkannya dalam penyimpanan.
Sementara itu, para pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahkan setelah periode tiga atau empat minggu, Iran masih dapat memberikan informasi tambahan untuk memungkinkan kebangkitan kembali kesepakatan nuklir.
Adapun, pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat tentang menghidupkan kembali kesepakatan 2015 telah terhenti sejak Maret.
![]() |
"Anda pikir kami akan mundur dari posisi kami jika Anda mengeluarkan resolusi di Dewan Gubernur (IAEA)? Atas nama Tuhan dan bangsa besar Iran, kami tidak akan mundur satu langkah pun dari posisi kami," tegas Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Sejak Presiden Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran pada 2018, Iran telah melanggar banyak batasan kesepakatan pada kegiatan nuklirnya. Hal itu dilakukan dengan memperkaya uranium hingga mendekati tingkat senjata.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Kritik Rusia Terkait Pembicaraan Nuklir, Kok Bisa Ya?