Cerita Pasien Covid Merana & Meregang Nyawa karena RS Penuh

Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 January 2021 16:20
Infografis/Mutasi Virus Covid-19  Luar
Foto: TPU Korban Covid-19 di kawasan TPU Pondok Ranggon. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Kisah tersebut hanya satu dari sekian banyak perjuangan para pasien positif Covid-19 dan keluarganya dalam berburu tempat perawatan jelang akhir tahun.

Satu minggu sebelum 2020 berakhir, seorang pasien bernama KW yang kondisinya memburuk dan harus segera mendapatkan ruangan ICU tak kunjung mendapatkan ruangan hingga lima hari pencarian.

Pekerja gereja dan anak pendeta yang dinyatakan positif Covid namun tak mendapatkan fasilitas isolasi, terpaksa melakukan isolasi di rumah yang meningkatkan potensi terjadi klaster keluarga.

Atau kisah pendeta lainnya yang terpaksa melakukan isolasi di rumah sakit non rujukan Covid-19 karena sama-sama tak mendapatkan ruangan di Wisma Atlet.

Di Jawa Timur, bahkan seorang tenaga kesehatan juga tak bisa mendapatkan ICU karena di seluruh provinsi ini penuh. Ketika dia telah mendapatkan ruang ICU di RS Paru Karang Tembok, justru hampir seluruh perawat di rumah sakit itu juga dinyatakan positif Covid-19, sedangkan kondisi tak memungkinkan baginya untuk mendapatkan perawat mandiri.

Pada hari natal, di Bandung pencarian ICU juga tak bisa ditemukan hingga saat ini karena penuh.

Pasien asal Cirebon berupaya mencari ICU hingga ke RS Siloam Bogor, namun kamar telah terisi penuh. Dia akhirnya baru mendapatkan ventilator di RS Ciawi pada 27 Desember 2020.

Lalu dari wilayah Jawa Timur, pasien asal Kediri meninggal dunia karena rumah sakit di kotanya penuh dan telah mencari rumah sakit hingga ke Malang namun nihil. Sedang di Malang, pasien asal kota ini tak juga mendapatkan rumah sakit di kotanya hingga saat ini.

(dob/dob)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular