Cerita Pasien Covid Merana & Meregang Nyawa karena RS Penuh

Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 January 2021 16:20
Kasus infeksi Covid-19 di Turki melonjak lagi di antara pasiennya adalah seorang bayi berusia sebelas bulan. (AP/Emrah Gurel)
Foto: TPU Korban Covid-19 di kawasan TPU Pondok Ranggon. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Kemudian pada 26 Desember 2020, satu keluarga di Jakarta yang terdiri dari kedua orang tua, suami-istri, dua keponakan, adik, dan anak dinyatakan posotif Covid. Mereka terpaksa melakukan swab mandiri dengan harga Rp 900 ribu per orang karena antrean yang panjang di puskesmas.

Ayahnya dalam kondisi tak sadar, namun tak mendapatkan ICU sehingga harus menunggu di IGD. Pihak rumah sakit tak mau mengantar ke rumah sakit rujukan lainnya karena takut menyalahi aturan.

Sedang keponakannya yang sedang hamil, mengalami pendarahan tetapi tidak ditangani puskesmas. Dia terpaksa dilarikan ke RS Mintoharjo dan akhirnya harus dikuritase.

Anggota keluarga lainnya terpaksa melakukan isolasi mandiri karena tidak mendapatkan ruangan isolasi di rumah sakit.

Lalu, ada satu pasien reaktif antigen yang membutuhkan IGD di RS Ciputra namun harus menunggu hingga tiga hari. Dibantu agen asuransinya untuk mencari rumah sakit di wilayah tangerang dan Jawa Barat namun nihil, sampai kini masih belum mendapatkan ruangan ini.

Di Kediri, perawat rumah sakit swasta yang sedang kritis tak mendapatkan ruangan ICU. Dia hanya dirawat dalam ruang isolasi di salah satu rumah sakit.

Pada Minggu (27/12/2020), seorang pasien yang mengalami demam dan sesak napas membutuhkan ICU namun tim tidak berhasil mendapatkannya.

Lebih ironis lagi, di Banten pada Senin (28/12/2020) satu pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dengan hipertensi, diabetes, stroke dan gangguan ginjal baru mendapatkan rumah sakit setelah tiga hari pencarian dan menghubungi 42 rumah sakit yang semuanya penuh.

Kisah-kisah di atas hanya beberapa dari potret penanganan kesehatan di negara ini. Untuk itu diperlukan tindakan penanganan lebih lanjut oleh pemerintah.

"Pemerintah harus belajar dari kesalahan selama 10 bulan pandemi dan mulai berbenah," tulis akun ini.

Pemerintah harus bisa menjamin bahwa setiap warganya mendapatkan layanan perawatan di rumah sakit. Juga harus menyiapkan protokol untuk menyeleksi pasien yang berhak mendapatkan perawatan ICU sehingga tidak terjadi rebutan dan ketidakadilan dengan kriteria yang didasarkan pada aspek medis dan kemanusiaan.

"Penambahan tempat tidur bukan solusi terbaik. Peningkatan 3T dan pembatasan sosial seharusnya lebih dulu dilakukan."

(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular