95% Gulung Tikar, Pengusaha Agen Travel Sudah Sekarat!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
30 December 2020 19:00
WNI dan WNA yang baru tiba dibandara soekarno hatta, Tangerang, Banten, Rabu (30/12/2020). Menjelang pergantian tahun, para penumpang penerbangan international yang tiba di bandara Soekarno Hatta diwajibkan untuk menjalani karantina selama minimal 5 hari. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: WNI dan WNA yang baru tiba dibandara soekarno hatta, Tangerang, Banten, Rabu (30/12/2020). Menjelang pergantian tahun, para penumpang penerbangan international yang tiba di bandara Soekarno Hatta diwajibkan untuk menjalani karantina selama minimal 5 hari. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis travel agent tengah berdarah-darah imbas dari adanya pandemi Covid - 19. Sebagian besar pelaku bisnis sudah menutup sementara dan melakukan diversifikasi bisnis.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (ASTINDO) Pauline Suharno mengatakan sudah banyak pelaku bisnis travel agent yang tidak bertahan tahun ini.

"Ini sudah sekarat lagi megap-megap mau tenggelam," katanya, Kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/12/2020).

Sudah 90-95% pelaku bisnis travel agent sudah menutup bisnisnya. Khususnya di daerah luar Jakarta yang memiliki daya beli yang lebih kecil dibanding kota besar.

Saat ini bisnis travel agent tengah mencari kesempatan dengan melakukan perjalanan virtual tour untuk bertahan. Adapun dengan penyesuaian dengan pola perjalanan sekarang ini yang lebih banyak menggunakan jalur datar perusahaan travel agent juga menawarkan rental mobil.

"Kita juga bekerja sama dengan lab atau rumah sakit untuk menjual PCR dan Rapid Antigen sebagai syarat kebutuhan perjalanan," katanya.

Ketua Umum ASTINDO Elly Hutabarat juga mengatakan akibat tumbangnya bisnis travel agent, banyak para pengusaha harus merumahkan karyawannya. Pengusaha tidak sanggup untuk bertahan membayar gaji karyawan akibat epidemi.

"Kita nggak sanggup lagi bayar karyawan dan PHK sudah terjadi ini mengkhawatirkan, karena karyawan travel agent itu besar jumlahnya," katanya.

Dalam rapat dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dia meminta kepada pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memasukkan pelaku bisnis travel agent untuk masuk ke dalam program penerima dana Hibah kedua.

"Travel agent termasuk ujung tombak untuk menjual Indonesia, mohon untuk tidak dilupakan," katanya.

Elly melihat Pemerintah bisa menggunakan data BPJS untuk mendata penerima insentif. Menurutnya dengan data itu dapat dihitung kebutuhan insentif untuk perusahaan travel agent yang saat ini kesulitan.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah mempersiapkan stimulus atau dana hibah untuk pelaku di sektor pariwisata tahap kedua. Pada tahap satu diberikan dana hibah sudah diberikan kepada hotel dan restoran, tahap kedua akan memasukkan travel agent dan pelaku informal di sektor terkait untuk masuk ke daftar penerima.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Panjang, Industri Pariwisata Mulai Bergeliat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular