Gara-gara Rudal, Putin & Erdogan Makin Mesra dalam Militer

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
29 December 2020 19:35
Russia's President Vladimir Putin, right, and Turkish President Recep Tayyip Erdogan shake hands after a joint news conference followed six-hour talks in the Kremlin, in Moscow, Russia, Thursday, March 5, 2020. (Presidential Press Service via AP, Pool)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia menyatakan akan mengembangkan kerjasama militernya dengan Turki untuk pembelian rudal S-400 dan keamanan beberapa kawasan. Kerjasama ini dibentuk meski Moskow telah disanksi Amerika Serikat dan sekutunya NATO.

Dilansir dari media resmi Russia TASS, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan mengadakan pembicaraan pada hari Selasa (29/12/2020) dengan mitranya dari Turki Mevlut Cavusoglu di Sochi.

Turki secara serius membuat keputusan untuk membeli sistem rudal anti-pesawat S-400 Rusia. Namun untuk hal ini, Ankara yang juga anggota NATO mungkin segera mendapat hukuman tambahan oleh sanksi AS, yang menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, hanya menunjukkan bahwa Washington "tidak dapat bermain sesuai aturan."

Selain membicarakan itu, kedua menteri juga memperbincangkan masalah keamanan Nagorno-Karabakh, Suriah, dan Libya. Keduanya mengupayakan agar tidak ada lagi peperangan yang lama dan memakan banyak korban di wilayah tersebut.

Perlu diketahui, Rusia dan Turki beberapa kali berbeda pihak dalam konflik-konflik kawasan. Di Suriah, Rusia merupakan pendukung rezim Assad sementara Turki menyokong pasukan pemberontak. Selain itu, di Nagorno-Karabakh Turki mendukung Azerbaijan secara penuh sementara Rusia memilih melindungi Armenia, namun tidak mendukung langkah Yerevan secara terbuka.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin-Erdogan Bertekad Akhiri Perang Armenia Vs Azerbaijan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular