Putin-Erdogan Bertekad Akhiri Perang Armenia Vs Azerbaijan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 October 2020 18:20
Russia's President Vladimir Putin, right, and Turkish President Recep Tayyip Erdogan shake hands after a joint news conference followed six-hour talks in the Kremlin, in Moscow, Russia, Thursday, March 5, 2020. (Presidential Press Service via AP, Pool)
Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Dokumentasi AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pembicaraan bertujuan untuk mengakhiri bentrokan sengit atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan Armenia dan Azerbaijan.

Pada Rabu (14/10/2020), pihak Kremlin mengatakan kedua pemimpin, melalui sambungan telepon, "menekankan kebutuhan mendesak akan upaya bersama untuk mengakhiri pertumpahan darah secepat mungkin dan bergerak ke penyelesaian damai masalah Nagorno-Karabakh."

Bentrokan baru antara Azerbaijan dan separatis Armenia atas wilayah sengketa telah merenggut ratusan nyawa, termasuk puluhan warga sipil. Meskipun ada seruan perdamaian dan gencatan senjata yang ditengahi di Moskow pekan lalu.

Perang antara kedua negara bekas Soviet meletus lagi di wilayah yang memisahkan diri dari Azerbaijan setelah perang pada 1990-an yang menewaskan sekitar 30.000 orang.

Pertempuran baru, yang terburuk sejak gencatan senjata 1994, antara Armenia dan Azerbaijan memicu kekhawatiran akan konflik regional, dengan Turki mendukung Azerbaijan dan Armenia berusaha menarik bekas sekutu Soviet, yakni Rusia, ke pihaknya.



Turki banyak dituduh mengirim pejuang pro-Ankara dari Suriah ke pertempuran di Karabakh untuk mendukung pasukan Azerbaijan. Sementara Putin pada Rabu menyuarakan "keprihatinan serius" atas peran militan dari Timur Tengah dalam konflik tersebut.

Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa "Turki mendukung solusi permanen di Nagorno-Karabakh" dan juga menuduh Armenia "berusaha menjadikan pendudukannya [Karabakh] permanen."

Diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, OSCE Minsk Group telah bekerja untuk menemukan resolusi dari konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Kremlin mengatakan bahwa Putin dan Erdogan berharap Turki akan memainkan peran menuju de-eskalasi sebagai anggota tetap.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesumbar Erdogan: Angkatan Laut Turki di Posisi Terkuat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular