Anak Buah Luhut: Investor Inggris Minat Kelola Bandara Soetta

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
27 December 2020 18:45
Calon penumpang berjalan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (18/12/2020). PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi lalu lintas angkutan udara sebanyak 2,1 juta penumpang pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2021. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkan SWF (Sovereign Wealth Fund) yang bernama INA (Indonesia Investment Authority) pada awal tahun depan.

SWF merupakan sumber pembiayaan pembangunan yang baru, yang tidak berbasis pinjaman, tetapi dalam bentuk penyertaan modal atau ekuitas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini keberadaan INA akan menyehatkan ekonomi dan badan usaha milik negara (BUMN), terutama di sektor infrastruktur dan di sektor energi. Saat ini sudah ada beberapa negara yang menyampaikan ketertarikannya, antara lain dari Amerika Serikat, Jepang, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Kanada.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto dalam wawancara bersama CNBC Indonesia seperti ditulis Minggu (27/12/2020), mengungkapkan sejumlah investor asing telah mengutarakan minat berinvestasi via SWF. Salah satunya di bidang pengelolaan bandara.

Ia mengaku sudah bertemu dengan salah satu asset manager asal Inggris yang mengelola bandara di Negeri Big Ben.



"Ada dua yang mereka kelola di Inggris dan mereka sangat tertarik sekali untuk ikut masuk dalam pengelolaan bandara di Indonesia. Misalnya yang besar-besar di Indonesia ada di Soekarno-Hatta," ujar Seto.

"Kita bisa optimalkan aset yang kita miliki sekarang. Artinya kalau kita investasi mengundang investor di sektor bandara. maka kita mencari strategic partner bukan hanya financial partner," lanjutnya.

Lebih lanjut, Seto mengatakan strategic partner ini diharapkan bisa meningkatkan pengelolaan bandara. Misalnya dalam hal meningkatkan traffic pesawat yang lebih banyak.

"Misal dari Inggris bisa langsung ke Indonesia ke Jakarta tanpa di middle east (timur tengah) ataupun transit di Singapura gitu," ujarnya.

"Selain itu, misalnya dalam pengelolaan bandara, pengelolaan terminal, pengelolaan yang berasal dari penumpang dan pesawat. Tipe-tipe aset seperti ini kita ingin mencari strategic partner bukan hanya finansial partner," lanjut Seto.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Asing Siap Investasi Rp 84 T di RI Via SWF

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular