
Kompetensi Naik, Lulusan Vokasi tak Lagi Dilihat Sebelah Mata

Jakarta, CNBC Indonesia - Adanya pernikahan massal antara dunia pendidikan dengan dunia industri, menjadi sinergi kunci untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja berkualitas seiring peningkatan investasi di Indonesia. Sinergi ini juga dapat memperbaiki citra lulusanĀ vokasi sehingga tidak lagi dipandang sebelah mata, dengan begitu SMK tidak akan lagi menjadi penyumbang pengangguran tertinggi.
Bentuk sinergi ini melalui peningkatan kemampuan dan kompetensi guru-guru sekolah kejuruan dan pendidikan vokasi, agar dapat membina siswa sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satu pelatihan yang dilakukan yakni di industri pipa, Westpex di kawasan Pluit, Jakarta Utara, kepada 19 guru untuk mendapatkan kemampuan tambahan. Materi pelatihan yang dilakukan pun sesuai dengan upskiling dan reskiling guru-guru di seluruh Indonesia.
Upaya ini dirasakan manfaatnya oleh salah seorang guru SMK asal Papua yang mengikuti pelatihan instalasi pipa air bersih di Westpex. Dengan peningkatan kemampuannya, dia berharap dapat membimbing siswanya sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri dan bukan hanya teori semata.
"Pelatihan ini bermanfaat sekali. Pelatihan seperti ini banyak faedahnya karena materi yang kami dapatkan menjadi oleh-oleh untuk anak didik kami," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Manager Marketing Westpex Dominikus Rumandang mengatakan pelatihan yang dilakukan kepada 19 guru tersebut berkaitan instalasi perpipaan dalam gedung, yang memang dibutuhkan dalam kebutuhan dunia kerja. Guru-guru yang dilatih pun bukan hanya sekolah negeri melainkan juga swasta yang dilatih oleh ahli plumbing terbaik, sehingga bisa praktik sesuai dengan kondisi dunia kerja.
"Perusahaan kami melakukan kegiatan ini salah satunya untuk mencetak tenaga ahli perpipaan saluran air (plumbing) yang siap bekerja di seluruh mitra kami, persahana kami, dan mitra kerja di industri konstruksi. Itu tujuan pertama kami, kemudian kami melihat kebutuhan ahli plumbing cukup diminati dan dibutuhkan untuk konstruksi," kata Dominikus kepada CNBC Indonesia.
Dia mengatakan jika terjadi suatu masalah dalam konstruksi, yang pertama disalahkan adalah produk yang digunakan. Padahal, kesalahan instalasi dan kurangnya pengetahuan mengenai perpipaan ataupun konstruksi bisa menjadi penyebabnya.
"Seringkali produknya yang menjadi kambing hitamnya, inilah yang membuat kami industri harus menyiapkan tenaga instalasi mengerti cara instalasi yang baik dan benar, untuk menghindari kesalahan konstruksi," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Mitras DUDI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ahmad Saufi mengatakan melalui pembenahan pendidikan vokasi, maka potensi yang ada dapat dioptimalisasi. Selain itu masalah yang ada selama ini juga bisa diselesaikan dengan memanfatkan potensi yang dimiliki dunia pendidikan dan juga industri.
Salah satu upaya yang meningkatkan kemampuan guru SMK dan vokasi adalah dengan melakukan pelatihan bersama dengan industri. Dengan begitu, mereka pun bisa mengajarkan kepada siswa bukan hanya materi semata, melainkan sesuai dengan kebutuhan industri.
"Ini bukan masalah satu dua pihak, tetapi msalah bersama. Dengan kita membangun kebersamaan kekitaan ini saya harap urusan vokasi apalagi pengangguran terbuka tidak lagi menjadi perdebatan," kata Ahmad belum lama ini.
Adanya tenaga kerja berkualitas dan siap pakai oleh industri menjadi syarat penting untuk menangkap potensi investasi masuk ke Indonesia. Apalagi pemerintah belum lama ini menandatangani Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang menjadi perjanjian kerjasama dagang terbesar dan menyumbang 29% PDB dunia.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sandi Uno Sampai Owner Baba Rafi Buka Rahasia Sukses UMKM
