Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi menyebut jenis baru corona hasil mutasi di Inggris, VUI-202012/01, lebih menular. Ini bisa menyebabkan tingkat rawat inap dan kematian lebih tinggi di 2021.
Melansir penelitian Centre for Mathematical Modelling of Infectious Diseases (Pusat Permodelan Matematika Penyakit Menular) di London School of Hygiene and Tropical Medicine, varian ini 56% lebih menular dibanding jenis lainnya. Bloomberg dan Medicalxpress juga menulis hal ini.
"Para peneliti, yang berfokus pada Inggris tenggara, timur dan London, mengatakan masih belum pasti apakah strain yang bermutasi itu lebih atau kurang mematikan daripada pendahulunya," tulis penelitian itu dikutip Jumat (25/12/2020).
"Namun demikian, peningkatan penularan kemungkinan akan menyebabkan peningkatan besar dalam insiden, dengan rawat inap dan kematian Covid-19 diproyeksikan mencapai tingkat yang lebih tinggi pada tahun 2021 daripada yang diamati pada tahun 2020."
Peneliti juga memperingatkan pemerintah Inggris bahwa lockdown yang mereka lakukan November tidak efektif. Kecuali, sekolah dasar dan universitas juga ditutup.
"Setiap langkah pelonggaran kontrol, sementara itu, kemungkinan akan mendorong 'kebangkitan virus secara besar-besaran'," tulis peneliti lagi.
"Ini berarti bahwa "mungkin perlu untuk mempercepat peluncuran vaksin untuk memiliki dampak yang cukup berarti dalam menekan beban penyakit yang diakibatkannya".
Halaman 2 Deretan Negara Sudah Terpapar >>>
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian baru kedua dan berpotensi lebih menular dari virus corona sejauh ini telah diidentifikasi di Denmark, Belanda, Irlandia Utara, dan Australia.
Namun, Inggris juga sudah menemukan mutasi Covid-19 ini di Afrika Selatan. Setelah diidentifikasi, negara-negara di seluruh dunia pun mulai menutup perbatasannya dengan Afrika Selatan.
"Berkat kemampuan genom yang mengesankan dari Afrika Selatan, kami telah mendeteksi dua kasus varian baru virus corona di sini di Inggris," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock.
"Varian baru ini sangat memprihatinkan, karena masih lebih dapat ditularkan, dan tampaknya telah bermutasi lebih jauh daripada varian baru yang ditemukan di Inggris," tambahnya.
Terbaru, varian ini juga ditemukan diĀ Singapura, Kamis (24/12/2020). Sebanyak 11 orang lainnya sudah dikarantina dan menunjukkan hasil awal positif untuk strain baru tersebut.
Demi mengantisipasi penyebaran virus baru ini semua koper yang diimpor dari Eropa telah ditempatkan di karantina 14 hari. Di fasilitas khusus atau diisolasi pada saat kedatangan, dan kontak dekat mereka telah dikarantina sebelumnya.
"Saat ini tidak ada bukti bahwa jenis B117 beredar di masyarakat," kata kementerian kesehatan Singapura pada Rabu malam, mengutip Reuters, Kamis, (24/12/2020).
Pasien dengan varian baru datang ke Singapura dari Inggris pada 6 Desember, telah dikarantina pada saat kedatangan dan dinyatakan positif pada 8 Desember. Semua kontak dekatnya telah ditempatkan di karantina, dan dinyatakan negatif pada akhir masa karantina mereka.
Kementerian Kesehatan menyebut pihaknya dapat memagari kasus tersebut sehingga tidak ada penularan lebih lanjut. Hasil konfirmasi sedang menunggu untuk 11 kasus lainnya.
Singapura telah memblokir pengunjung dengan riwayat perjalanan baru-baru ini ke Inggris untuk mencegah penyebaran virus baru di negara kota yang telah melaporkan hampir tidak ada infeksi lokal baru setiap hari.