Studi: Mutasi Corona Inggris Tingkatkan Risiko Kematian

News - Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
25 December 2020 06:45
Menara Elizabeth dan lonceng 'Big Ben' di Gedung Parlemen, London, Inggris (14/8/2019). (REUTERS / Neil Hall) Foto: Menara Elizabeth dan lonceng 'Big Ben' di Gedung Parlemen, London, Inggris (14/8/2019). (REUTERS / Neil Hall)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi menyebut jenis baru corona hasil mutasi di Inggris, VUI-202012/01, lebih menular. Ini bisa menyebabkan tingkat rawat inap dan kematian lebih tinggi di 2021.

Melansir penelitian Centre for Mathematical Modelling of Infectious Diseases (Pusat Permodelan Matematika Penyakit Menular) di London School of Hygiene and Tropical Medicine, varian ini 56% lebih menular dibanding jenis lainnya. Bloomberg dan Medicalxpress juga menulis hal ini.

"Para peneliti, yang berfokus pada Inggris tenggara, timur dan London, mengatakan masih belum pasti apakah strain yang bermutasi itu lebih atau kurang mematikan daripada pendahulunya," tulis penelitian itu dikutip Jumat (25/12/2020).

"Namun demikian, peningkatan penularan kemungkinan akan menyebabkan peningkatan besar dalam insiden, dengan rawat inap dan kematian Covid-19 diproyeksikan mencapai tingkat yang lebih tinggi pada tahun 2021 daripada yang diamati pada tahun 2020."

Peneliti juga memperingatkan pemerintah Inggris bahwa lockdown yang mereka lakukan November tidak efektif. Kecuali, sekolah dasar dan universitas juga ditutup.

"Setiap langkah pelonggaran kontrol, sementara itu, kemungkinan akan mendorong 'kebangkitan virus secara besar-besaran'," tulis peneliti lagi.

"Ini berarti bahwa "mungkin perlu untuk mempercepat peluncuran vaksin untuk memiliki dampak yang cukup berarti dalam menekan beban penyakit yang diakibatkannya".

Sebelumnya, Inggris mengumumkan jenis baru ini menular 70% lebih cepat daripada versi jenis lainnya. Penemuan ini memicu peringatan bagi seluruh dunia dan membuat sejumlah negara menutup perbatasan dan akses masuk bagi kerajaan itu.

Meski demikian, sebelumnya eksekutif BioNTech, perusahaan Jerman yang bekerja sama dengan perusahaan Pfizer asal AS untuk pembuatan vaksin menyebut, vaksinnya mungkin sangat efektif melawan mutasi baru itu.

Hal ini membuat peneliti meminta peluncuran vaksin di global dipercepat guna mencegah banyak kematian.

Artikel Selanjutnya

Waspada! 5 Negara Sudah Kemasukan Varian Baru Corona Inggris


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading