
Alert! Pengalaman Membuktikan, Liburan Bikin Corona Menggila

Indonesia juga mencetak lonjakan kasus Corona ketika pemerintah mengumumkan cuti bersama libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November. Dua minggu setelah musim liburan, terjadi lonjakan kasus di beberapa tempat, terutama di Jawa Timur.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada awal November setelah musim liburan tersebut terlihat ada kenaikan kasus baru, hingga menyentuh level psikologis 4.000 per hari. Pada 14 November, tepat dua pekan setelah liburan, negeri ini untuk pertama kali mencatat kasus baru infeksi Corona di angka 4.000, tepatnya 4.023 orang.
Salah satu lonjakan kluster libur panjang terjadi di Jawa Timur, di mana Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, mencatat tambahan 471 pasien dalam sehari menjadi 57.237 orang (18 November).
Daerah yang menjadi sorotan terkait penambahan kasus Covid-19 di Jatim adalah Lumajang yang balik ke zona merah. Angka Jember dan Trenggalek juga naik tinggi di mana pasien terkonfirmasi positif Covid-19 baru di tiga daerah tersebut didominasi klaster keluarga akibat libur panjang.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Februari mengumumkan bahwa klaster keluarga berisiko menjadi pemicu utama penyebaran virus. Mengacu pada kasus di China, 85% infeksi terjadi di tingkat keluarga.
Studi yang lain di Wuhan menyebutkan bahwa satu orang yang terinfeksi Covid-19 berpeluang menulari setidaknya sepertiga dari anggota keluarga yang ada. Penularan di kluster keluarga tidak lain dipicu oleh aktivitas silaturahim untuk hari istimewa (Imlek, untuk kasus di China).
Menurut temuan terbaru, virus tersebut bersifat airborne, yang berarti mudah ditularkan di dalam ruangan, baik melalui aktivitas berbincang, batuk, dan bahkan bernafas seperti biasa. Di dalam suhu ruangan, virus bisa bertahan hingga lebih dari 1 jam.
Kini, 265 juta penduduk Indonesia bakal menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Pemerintah telah belajar dari kesalahan kluster liburan akhir Oktober, dengan membatalkan cuti bersama Natal dan Tahun Baru yang semula direncanakan bersambung selama sepekan penuh.
Untuk mencegah risiko itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS telah mengingatkan warga dunia untuk lebih mawas pandemi: jangan mengunjungi pihak yang rentan jatuh karena Corona (usia lanjut, memiliki penyakit komplikasi, dll) dan hindari zona merah.
Namun, sebagian dari masyarakat tetap bepergian untuk menikmati liburan akhir tahun. Risiko peningkatan kasus Corona di awal tahun 2021 amat sangat layak diantisipasi, terutama mengingat rendahnya kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)[Gambas:Video CNBC]