Panduan Investasi Cuan Saat Suku Bunga Rendah

Donald Banjarnahor & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
23 December 2020 16:23
INFOGRAFIS, RI RESESI? Ini Mata Uang Yang Bisa Jadi Investasi
Foto: Infografis/8 Sekuritas Teraktif di BEI/Edward Ricardo

Andreas juga mengingatkan agar masyarakat tidak tergiur pada investasi dengan imbal hasil terlalu tinggi dan menjanjikan keuntungan yang flat. Dalam berinvestasi menurutnya ada potensi kerugian tergantung dari instrumen yang dipilih.

"Prinsipnya harus legal menurut OJK serta pertumbuhannya harus logis, rata-rata yang bodong memberikan return tinggi 5% perbulan dan flat. Dibandingkan deposito yang misalnya 5% dalam setahun. Kalau semakin jauh dengan deposito semakin tidak aman, investasi mana yang bisa konsisten memberikan keuntungan terus," katanya.

Selain itu, sebelum berinvestasi masyarakat juga harus mempelajari mengenai karakteristik dari masing-masing instrumen agar tidak terjerat dengan investasi bodong. Harus dipelajari pula platform penyedia produk dari investasi tersebut, dari sisi legalitas dan keamanannya.

Perencana Keuangan Aidil Akbar mengatakan sebelum berinvestasinya pastikan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pastikan juga dana yang akan dialokasikan untuk investasi tidak dihitung dalam aset likuid yang dicairkan dalam waktu dekat, terutama jika memilih pasar modal.

"Kalau kita sampai akhir tahun dananya sudah aman, dan masih ada uangnya maka ini saat yang tepat untuk masuk, karena marketnya masih sideways. Jadi kalau untuk jangka panjang masih oke," kata Aidil.

Yang menjadi masalah adalah investor tanggung yang tidak bisa memposisikan dirinya sebagai trader atau investor. Sebagai investor kondisi ini tepat untuk masuk karena uangnya kan tidak akan dipakai untuk 3-5 tahun lagi. Sementara untuk trader masa ini menurutnya tidak terlalu berpengaruh, karena perhitungan pergerakan harian.

Pilihan lainnya adalah investasi emas yang secara value masih cukup aman meski tetap ada potensi naik ataupun turun. Instrumen investasi yang cukup aman di luar produk perbankan yakni reksa dana pasar uang,reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran khusus untuk jangka waktu yang lebih panjang.

"Agak bahaya kalau yang nanggung, jiwanya investor tetapi maunya trading. Seringkali dia telat keluar saat lagi bagus, lalu uangnya nyangkut kan nanti malah pusing," katanya.

Instrumen-instrumen investasi ini dapat dimiliki melalui institusi keuangan seperti perbankan. "Seiring dengan tingkat suku bunga tabungan rendah, terdapat tren di masyarakat mencari produk yang dapat meningkatkan imbal hasil dana mereka. Oleh karena itu produk investasi seperti obligasi pemerintah dan reksadana cukup diminati. Obligasi pemerintah menawarkan imbal hasil di atas bunga tabungan namun dengan risiko yang relatif aman dan bebas risiko gagal bayar karena kupon dan pokoknya dilindungi Undang - Undang, Sedangkan reksadana, terutama aset saham, cukup menarik sejalan dengan potensi perbaikan ekonomi global pada umumnya dan Indonesia secara khusus karena semakin tingginya tingkat keberhasilan uji coba vaksin Covid-19," kata Lanny Hendra, Consumer Business Head Bank Danamon.

(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular