
Kejar Target 1 Juta BPH, Begini Langkah Strategis Pemerintah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan pemerintah menyiapkan rincian program untuk mencapai target tersebut.
Untuk mencapai target produksi minyak, menurutnya beberapa hal penting yang disiapkan antara lain produksi lapangan-lapangan minyak yang telah ada saat ini harus bisa dioptimalkan, baik melalui pemulihan utama (primary recovery) maupun pemulihan tahap lanjutan (secondary recovery).
"Pemerintah, Pak Menteri ESDM Arifin Tasrif, telah mencanangkan program 1 juta bph dan gas 12 bcfd pada 2030, kami Dirjen Migas menyiapkan detail program untuk capai kedua tujuan tersebut," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (21/12/2020).
Kedua hal penting yang disiapkan adalah bagaimana mengubah sumber daya menjadi cadangan, dan mengubah cadangan menjadi produksi. Hal lainnya yang tak kalah penting yaitu mempercepat proses persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/ POD) lapangan migas.
"Kemudian, dilaksanakan juga percepatan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan detail langkah ke depan. Berbagai metode perlu kita implementasikan di lapangan minyak di Indonesia," jelasnya.
![]() Optimasi Produksi & Dorong Eksplorasi, Strategi Kejar Target 1 Juta BPOD (CNBC Indonesia TV) |
Lebih lanjut Tutuka mengatakan, hal lain yang tidak kalah penting adalah eksplorasi. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki potensi yang besar, baik basin maupun cekungan sebanyak 68, termasuk potensi hidrokarbon non konvensional.
"Potensi kita cukup besar. Perlu direncanakan dengan baik dan bisa dilakukan investigasi untuk dilakukan pengeboran. Beberapa langkah strategis tersebut diharapkan bisa capai 1 juta bph dan 12 bscfd (pada 2030)," tuturnya.
Beberapa langkah tersebut menurutnya harus disiapkan dari sekarang. Pasalnya, menurutnya hasilnya baru dirasakan setelah 5-10 tahun ke depan. Rencana lebih rinci lagi, imbuhnya, akan segera disiapkan.
"Mudah-mudahan tahun depan ada rencana detail tersebut dan kita bisa komunikasikan dengan SKK Migas, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)," ungkapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi 1 Juta Barel/ Hari di 2030, RI Tetap Defisit Minyak!
