
Dorong Investasi Migas 2021, Pemerintah Obral Insentif

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyiapkan sejumlah insentif fiskal dan non fiskal guna mendorong investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) pada 2021. Hal ini sebagai langkah pendongkrak investasi yang melemah pada 2020 ini.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji.
Tutuka menyebutkan, sejumlah insentif yang diberikan antara lain investment credit, depresiasi dipercepat, DMO (Domestic Market Obligation/ DMO) full price.
"Insentif yang bisa diberikan misalnya investment credit diberikan sampai berapa persen, kemudian depresiasi dipercepat, kemudian DMO full price," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (21/12/2020).
Lebih lanjut dia mengatakan, insentif juga diberikan di sektor perpajakan seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terkait dengan Liquefied Natural Gas (LNG) khusus sampai dengan 1%.
"Kemudian juga PPh badan, pengurangannya berapa akan kita upayakan, artinya diupayakan agar membuat iklim-iklim ini bisa lebih bagus," kata Tutuka.
Lalu, lanjutnya, ada insentif penundaan biaya pencadangan pascaoperasi. Selain itu, pemerintah akan mengupayakan bagi hasil produksi (split) yang sesuai dalam masa-masa sulit pandemi ini.
"Kita bekerja sama untuk split yang pas dalam kondisi sulit ini," tegasnya.
Melalui berbagai insentif yang diberikan, Tutuka mengaku optimis iklim investasi bisa meningkat dari capaian yang masih sekitar 60% dari target sebelumnya. Diharapkan, target investasi pada tahun-tahun mendatang bisa tercapai.
"Kita optimis, diharapkan meningkatkan investasi yang sekarang masih 60% dari target sebelumnya. Diharapkan tahun depan terpenuhi target itu. Mudah-mudahan membaik dengan adanya aksi penanganan Covid ini," tuturnya.
Pengamat Migas dan Direktur Utama Pertamina 2006-2009 Ari Soemarno berpandangan investasi minyak global pada tahun depan masih akan stagnan, sehingga investasi di Indonesia tidak akan berubah signifikan. Kecuali, imbuhnya, pemerintah membuat terobosan dan menciptakan insentif fiskal.
"Tahun 2021 ini masih konsolidasi jadi tantangan berat pemerintah dan ESDM, mereka harus melakukan upaya luar biasa. Persaingan antarnegara sangat ketat, berlomba-lomba berikan insentif," jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi di sektor migas hingga Oktober baru mencapai US$ 8,1 miliar atau baru sekitar 59% dari target tahun ini yang sebesar US$ 13,8 miliar.
Sementara untuk 2021, Kementerian ESDM menargetkan investasi sektor migas naik menjadi US$ 18 miliar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investasi Migas 2020 Terpuruk, Ini 2 Biang Kerok Utamanya
