Kemenko PMK: Revitalisasi Vokasi Bukan Kerja Jangka Pendek

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
21 December 2020 11:28
Deputi Pendidikan & Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono dalam acara Vocational Outlook 2020 dengan tema
Foto: Deputi Pendidikan & Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono dalam acara Vocational Outlook 2020 dengan tema  "Apresiasi Pendidikan Vokasi Kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri, Senin (21/12/2020) (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) buka-bukaan soal revitalisasi vokasi di Indonesia. Hal itu dipaparkan Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono dalam Indonesia Vocational Outlook 2020: "Apresiasi Pendidikan Vokasi Kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri" yang berlangsung secara virtual, Senin (21/12/2020).

"Bicara masalah revitalisasi vokasi, ini bukan pekerjaan jangka pendek, ini sudah dilakukan sejak mendikbud sebelumnya," ujarnya.

"Pemerintah saat ini sedang vokus ke pendidikan vokasi. Intensif sejak Pak Muhammad Nuh dan Pak Muhadjir tahun lalu. Tujuannya adalah untuk menyiapkan kebutuhan industri," lanjut Agus.

Menurut dia, pemerintah sejak 2015 secara masif melakukan revitalisasi pendidikan vokasi di Indonesia. Agus pun menyebut ada beberapa tantangan dalam hal itu seperti daya tampung perguruan tinggi, keterbatasan akses ke perguruan tinggi, dan pemagangan.

"PMK mendorong program vokasi ini dan keluar instruksi presiden pada 2016 tentang revitalisasi sekolah kejuruan," katanya.



Menurut dia, PMK fokus melakukan revitalisasi SMK di 5.000 sekolah di tanah air.

"Yang paling lama adalah penataan kurikulum. Kita harus tahu betul kebutuhan industri. Kurikulum masih dibenahi dan menyamakan dengan kebutuhan industri," ujar Agus.

Tidak kalah penting, menurut dia, adalah tempat magang. Kebutuhannya sekitar 1 juta tempat untum magang praktik kerja. Harapannya, setelah lulus, yang bersangkutan bisa mendapat uji kompetensi dan sertifikasi.

Lebih lanjut, Agus bilang Kemenko PMK juga sedang mengupayakan peningkatan guru produktif. Sebab, ada guru yang tidak produktif di bidang keahlian tertentu.

"5000 guru pensiun dan ini harus digantikan. Guru produktif kurang dan hanya menghasilkan sastra dan otomotif," ujar Agus.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHK Menggila, Ternyata RI Butuh Pekerja di Bidang Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular