Penularan Covid Lebih Cepat, Inggris Perketat Protokol

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
20 December 2020 06:10
FILE - In this April 12, 2020, file photo issued by 10 Downing Street, Britain's Prime Minister Boris Johnson speaks from 10 Downing Street praising NHS staff in a video message after he was discharged from hospital a week after being admitted with persistent coronavirus symptoms, in London. Johnson was the first major world leader confirmed to have COVID-19. He was moved to intensive care in April after his virus symptoms dramatically worsened a day after he was hospitalized for what were called routine tests.  (Pippa Fowles/10 Downing Street via AP, File)
Foto: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Pippa Fowles/10 Downing Street via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kemarin, Sabtu (19/12/2020) mengumumkan bahwa London dan Inggris bagian tenggara akan diterapkan aturan protokol kesehatan lebih ketat seiring dengan penularan varian Covid-19 yang lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

Dikutip dari Reuters, Minggu (20/12/2020), Johnson mengatakan penularan varian virus corona kali ini 70% lebih mudah dibandingkan virus awal corona.

"Ini mungkin mencapai 70% lebih mudah ditularkan daripada varian lama, versi asli virus ini," kata Johnson dalam konferensi pers Sabtu, seperti dikutip dari Reuters.

Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty pun mengatakan bahwa jenis baru Covid-19 yang diidentifikasi di Inggris dapat menyebar lebih cepat dan tindakan mendesak sedang dilakukan untuk memastikan bahwa itu tidak menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi.

"Seperti yang diumumkan pada Senin, Inggris telah mengidentifikasi varian baru Covid-19 melalui pengawasan genomik Kesehatan Masyarakat Inggris," kata Whitty dalam sebuah pernyataan.

"Sebagai hasil dari penyebaran cepat dari varian baru, data pemodelan awal dan tingkat kasus yang meningkat pesat di Tenggara, grup penasehat pengobatan virus pernapasan NERVTAG (New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group) sekarang menganggap bahwa strain baru dapat menyebar lebih cepat," jelasnya.

"Kami telah memperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan terus menganalisis data yang tersedia untuk meningkatkan pemahaman kami," lanjutnya.

Inggris melaporkan sebanyak 28.507 kasus Covid-19 baru pada Jumat dan 489 kematian, dengan reproduksi angka "R" diperkirakan antara 1,1 dan 1,2, yang berarti jumlah kasus meningkat pesat.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inggris Buka Lockdown Karena "Hanya Lansia yang Sekarat"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular