
Susul Inggris dan AS, Swiss Setujui Vaksin Pfizer-BioNTech

Jakarta, CNBC Indonesia - Swiss akhirnya mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech dan imunisasi akan dimulai dalam beberapa hari ke depan. Hal ini menyusul negara-negara Barat lainnya yang sudah menyetujui vaksin Pfizer yaitu AS dan Inggris.
Inggris menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech pada Rabu (2/12/2020), mendahului AS dan Eropa. Sedangkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) resmi memberikan persetujuan darurat untuk vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech Jumat (11/12).
Otoritas regulasi Swissmedic mengatakan telah memberikan lampu hijau setelah tinjauan bergulir dua bulan. Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech merupakan yang pertama disetujui di negara tersebut, sementara kandidat vaksin lainnya tengah dikaji.
"Setelah meninjau dengan cermat informasi yang tersedia, Swissmedic menyimpulkan bahwa vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech aman dan manfaatnya lebih besar daripada risikonya," kata Swissmedic dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Sabtu (19/12/2020).
Sementara itu Menteri Kesehatan Swiss Alain Berset mengatakan negaranya sudah bisa mulai vaksinasi covid-19 dalam beberapa hari mendatang.
"Mereka yang sangat rentan akan mendapat prioritas," katanya dalam tweet video, yaitu para lansia dan mereka yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Vaksin yang diproduksi oleh raksasa farmasi AS Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech ini didasarkan pada teknologi baru yang menggunakan materi genetik berupa mRNA (messenger ribonucleic acid).
"Data yang tersedia hingga saat ini menunjukkan tingkat kemanjuran tinggi yang sebanding di semua kelompok usia yang diteliti, sehingga memenuhi persyaratan keamanan," kata Swissmedic.
Berdasarkan data penelitian yang ditinjau, tingkat perlindungan yang diberikan tujuh hari setelah suntikan kedua lebih dari 90% pada orang dewasa. Swissmedic mengatakan akan memantau keamanan vaksin dengan cermat saat diluncurkan, tetapi menemukan bahwa efek samping yang paling sering didokumentasikan dalam studi otorisasi adalah "sebanding dengan efek samping setelah vaksinasi flu".
Dengan infeksi Covid-19 yang terus meningkat di Swiss, Berset mengatakan vaksin itu tidak wajib tetapi "sangat disarankan" dan gratis.
Meski dia mengakui vaksinasi tidak akan menyelesaikan semua masalah, dengan kasus Covid-19 dan kematian masih meningkat dengan cepat. Pengumuman vaksin datang sehari setelah pemerintah Swiss mengumumkan hari Jumat bahwa restoran dan bar akan sekali lagi ditutup di seluruh negeri mulai Selasa mendatang.
Swiss merupakan dengan populasi 8,6 juta jiwa, terus menyaksikan lebih dari 4.000 kasus baru dan 100 kematian setiap hari. Secara total, negara itu telah mencatat lebih dari 400.000 kasus dan hampir 6.000 kematian sejak dimulainya pandemi.
Swiss telah mendapatkan sekitar 15,8 juta dosis vaksin Covid-19, dalam kesepakatan dengan tiga produsen. Perusahaan telah menandatangani kontrak untuk sekitar tiga juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech, sekitar 7,5 juta dosis vaksin Moderna, dan sekitar 5,3 juta dosis vaksin AstraZeneca. Dengan ketiga vaksin produsen, dua dosis diperlukan per orang.
"Swissmedic akan melaporkan otorisasi lebih lanjut dari vaksin pandemi segera setelah data baru tersedia," kata regulator.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Astrazeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia