
Skandal Pesta! Eks PM Jepang Abe Diinterogasi Jaksa

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe diinterogasi oleh jaksa Tokyo pada Kamis (17/12/2020). Hal ini dilaporkan oleh media TV Asahi keesokan harinya, mengutip keterangan beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal yang tidak disebutkan namanya.
Awal Desember lalu, media lokal mengatakan jaksa penuntut meminta Abe untuk melapor agar diinterogasi secara sukarela dalam kasus yang mereka buat terhadap sekretarisnya atas dana politik yang tidak dilaporkan sebesar 40 juta yen (Rp 5,4 miliar, asumsi Rp 136/yen).
Namun hingga berita ini diturunkan, pihak Abe tidak segera menanggapi pertanyaan dan tidak ada rincian lebih lanjut yang tersedia dari mantan PM Jepang tersebut.
Abe, yang mengundurkan diri dengan alasan kesehatannya yang kian memburuk pada September lalu, dikecam karena dicurigai kantornya membantu menutupi biaya pesta makan malam untuk para pendukung.
Hal ini kemungkinan menjadi pelanggaran undang-undang pendanaan. Namun skandal ini dibantah dengan keras ketika pihaknya diinterogasi di parlemen tahun lalu.
Skandal yang menghantui Abe selama tahun terakhir masa jabatannya, juga berisiko merusak kepemimpinan Perdana Menteri Yoshihide Suga saat ini, sebab ia merupakan tangan kanan Abe selama masa jabatannya pada 2012-2020.
Suga juga sudah berada di bawah tekanan atas tanggapannya terhadap pandemi virus corona, termasuk untuk mengaktifkan program subsidi perjalanan.
Selain itu, Suga juga mendapat kecaman karena bergabung dengan pertemuan sosial akhir tahun setelah memohon kepada warga Jepang untuk menghindari menghadiri acara pesta karena adanya lonjakan kasus positif Covid-19.
Politisi di Jepang tidak bisa memberikan apapun kepada konstituen yang bisa diartikan sebagai hadiah. Aturannya sangat ketat sehingga dua menteri di kabinet Abe tahun lalu harus berhenti karena memberikan hadiah seperti melon, kepiting, dan bahkan kentang kepada pemilih di daerah pemilihan mereka.
(sef/sef) Next Article Shinzo Abe Sakit & Kemungkinan Mundur, Ini Skenario Jepang