Sri Mulyani: Kita Harus Tingkatkan Jumlah Menkeu Perempuan

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 December 2020 10:28
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Tangkapan Layar BNPB Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (Tangkapan Layar BNPB Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah berturut-turut menjabat sebagai Menteri Keuangan RI. Sri Mulyani menceritakan bagaimana peran perempuan begitu penting dalam mengatur kebijakan anggaran.

Seperti diketahui, Sri Mulyani Indrawati telah empat kali menduduki Menteri Keuangan. Dimulai pada saat Kabinet SBY-JK atau Kabinet Indonesia Bersatu, Kabinet SBY-Boediono yakni Indonesia Bersatu II. Kemudian Kabinet Jokowi-JK yakni Kabinet Kerja, dan akhirnya berlabuh di Kabinet Jokowi-Ma'ruf.

Sri Mulyani memandang di tengah pandemi Covid-19 saat ini, peran perempuan lebih besar dibandingkan dengan pria.

"Kenapa? Karena 70% pekerja di sektor kesehatan adalah wanita. Jadi ada disproporsional karena sektor kesehatan yang feminim ini, dan tentu sangat mempengaruhi wanita," kata Sri Mulyani dalam sebuah webinar internasional, Rabu (16/12/2020) malam.

Setiap tanggal 22 Desember, perayaan Hari Ibu selalu diperingati di Indonesia. Hari Ibu tersebut menurut Sri Mulyani sebagai perayaan gerakan emansipasi wanita, yang pertama kali dicetuskan pada 1928.

Adanya Hari Ibu tersebut adalah tonggak sejarah bagaimana perempuan mampu menggerakkan Indonesia dari segala lini, baik secara politik dan ekonomi.

"Kita benar-benar harus meningkatkan jumlah menteri keuangan perempuan. Jadi ketika ada pertemuan di IMF, kita akan menemui lebih banyak perempuan di meja forum," ujar Sri Mulyani.

"Jadi itulah kenapa kita membicarakan bagaimana kaum wanita bisa mendorong perannya dalam ekonomi, politik, dan di area lainnya," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Kendati demikian, ketika dirinya ikut andil dalam merancang program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), dirinya harus mengedepankan kesetaraan gender dalam setiap kebijakan.

Di satu sisi, dirinya juga harus melihat bagaimana setiap anggaran yang tersalur ke masyarakat harus benar-benar diterima oleh Ibu, sebagai kepala keluarga. Kenapa? Karena menurut Sri Mulyani perempuan lebih sensitif dan apik dalam mengatur anggaran.

"Sehingga, bantuan itu digunakan dengan baik, terutama untuk pendidikan anak," tuturnya.

Setelah merancang program dengan baik, pihaknya juga harus membuat evaluasi dan harus direspons. Sri mulyani mengklaim bahwa evaluasi itu langsung dikoreksi dan diperbaiki. Maka tak heran, jika bicara pemimpin perempuan, perempuan akan lebih sensitif dan natural mengatur setiap kebijakan.

"Kalau bicara pemimpin perempuan, mungkin mereka lebih sensitif dan secara natural memahami bagaimana sebuah rumah tangga. Dan ketika membuat kebijakan, saya pikir pemimpin perempuan cenderung lebih sensitif," ujarnya.

"Cara mereka berpikir dan merancang kebijakan itu dengan menggunakan empati dan pemahaman rinci, kritis, kesetaraan terhadap semua kalangan," kata Sri Mulyani melanjutkan.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular