
Punya Vaksin Sendiri China Malah Impor Vaksin Luar, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski memiliki vaksin buatan beberapa perusahaan lokal, rupanya sebuah perusahaan farmasi asal Negeri Tirai Bambu tetap membeli vaksin dari luar negeri.
China dikabarkan akan membeli vaksin BioNTech asal Jerman yang dibuat bersama perusahaan Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc. Dilaporkan Reuters, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd mengaku akan mendatangkan setidaknya 100 juta dosis vaksin Covid-19 itu untuk digunakan di China daratan.
Dari dokumen pengajuan bursa Hong Kong, vaksin impor tersebut akan digunakan tahun depan jika disetujui oleh otoritas. Fosun juga sudah membayar uang muka kepada BionTech sebesar US$ 135 juta ke BioNTech.
Meski begitu, belum ada pengumuman kesepakatan ini dari pemerintah China. Namun pada November lalu, Fosun sudah mendapatkan lampu hijau untuk menjadi mitra uji klinis vaksin Pfizer-BioNTech bernama B162B2 di China.
Vaksin Pfizer-BioNTech sendiri sebelumnya telah dibeli oleh Inggris dan Amerika Serikat. Itu juga sudah menerima persetujuan penggunaan darurat dari sejumlah negara. Vaksin ini dalam risetnya efektif 95% dalam uji klinis membentung corona.
China sebenarnya memiliki vaksin lokal dan bahkan sudah memberikan persetujuan darurat, yakni Sinovac Biotech Ltd., China National Pharmaceutical Group atau Sinopharm, serta CanSino Biologics untuk untuk kepentingan militer.
Sebelumnya, perusahaan farmasi China lainnya, Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd juga bekerja sama dengan produsen vaksin corona asal Inggris, AstraZeneca PLC. Rencananya ada 100 juta dosis vaksin yang akan diproduksi keduanya. Uji klinis juga sudah dilakukan di China.
China kini tercatat memiliki 86.770 kasus positif Covid-19, dengan 4.634 kasus kematian, dan 81.821 orang pasien berhasil sembuh per Kamis (17/12/2020), menurut data Worldometers.
Distribusi ke Hong Kong dan Makau
Sementara itu mengutip Nikkei Asia Review yang melansir Caixin, vaksin in akan dipasok ke China daratan, Hong Kong, Makau dan Taiwan. Pendistribusian akan dilakukan Jacobson Pharma Corp di Hong Kong.
Fosun juga tengah bersiap menyerahkan dokumen ke regulator Hong Kong untuk ditinjau minggu depan, sebagaimana ditulis Bloomberg dari sumber. Namun regulator China belum memberikan izin.
Fosun mengatakan di masa depan mungkin akan bernegosiasi dengan BioNTech kemungkinan pembuatan dan pengemasan vaksin di China, dan berkomunikasi dengan Administrasi Produk Medis Nasional mengenai masalah tersebut.
Karena vaksin membutuhkan suhu sangat dingin dalam penyimpanan dan transportasi, Fosun mengatakan telah berinvestasi di fasilitas penyimpanan sangat dingin di dekat Bandara Pudong Shanghai dengan kemampuan untuk menyimpan vaksin pada -94 derajat Fahrenheit (-70 derajat Celcius).
Penyedia peralatan pendingin Moon Environment Technology Co. Ltd. dikontrak untuk membangun fasilitas penyimpanan. Pada suhu -94 derajat Fahrenheit, vaksin dapat disimpan selama 15 hari.
Sementara itu, Sinopharm Group akan bertanggung jawab untuk menyediakan distribusi rantai dingin di China, lanjut Fosun. Vaksin sendiri saat ini diproduksi dari fasilitas di Marburg, Jerman.
(sef/sef) Next Article Punya Vaksin Sendiri, China Beli 100 Juta Dosis Vaksin Pfizer