Ini Permintaan Bos Kadin terhadap Pendidikan Vokasi

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
15 December 2020 15:13
Strategi Pemda Selaraskan Pendidikan Vokasi Dengan Dunia Usaha (CNBC Indonesia TV)
Foto: Strategi Pemda Selaraskan Pendidikan Vokasi Dengan Dunia Usaha (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyatakan perubahan pola pikir dan sinergi pendidikan vokasi dan industri menjadi strategi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Untuk itu dibutuhkan perubahan mindset penyelenggara vokasi agar tidak lagi menggunakan program dan kurikulum lama agar sesuai dengan kebutuhan industri.

"Biasanya yang sering ditemukan pada sekolah vokasi, pendidikan sudah bagus sehari-harinya. Tetapi pada saat pengujian mereka tetap pakai modul yang lama. Saya komunikasi terus dengan Pak Dirjen, Kemedikbud juga harus mengubah mindsetnya, pendidikan bagus tetapi ujian dilakukan dengan cara lama ya tidak sesuai," kata Rosan saat Webinar Nasional: Vokasi dan Kekuatan Ekonomi Daerah yang disiarkan CNBC Indonesia, Selasa (15/12/2020).

Dia menilai untuk mengubahnya harus ada ekosistem yang dibangun secara tepat, dengan berbagai masukan dari dunia usaha kepada penyelenggara vokasi untuk meningkatkan daya saing SDM. Rosan mengakui ada beberapa perbedaan antara kualitas SDM di setiap daerah sehingga harus dikembangkan kompetensi sesuai dengan karakteristik daerah tersebut.

"Misalnya industri kuat pariwisata maka hospitality yang harus dikuatkan. Daerah kuat untuk industri otomotif mereka dorong ke arah otomotif, disesuaikan kekuatan masing masing daerah. maka pemakaian tenaga kerja lokalnya masih bisa ditingkatkan," kata Rosan.

Kemudian harus diberikan standarisasi minimal di setiap daerah. Dia mencontohkan jika ada yang pindah dari ke daerah lain atau negara lain yang memiliki standarisasi yang sama antar daerah dan negara lain, mereka punya kemampuan untuk bekerja tidak didaerah nya saja. Sehingga standarisasi ini membuat kekuatan SDM di setiap provinsi akan merata.

Dia mencontohkan di Jawa Tengah yang memiliki potensi dari relokasi industri dari sejumlah wilayah ke Jawa Tengah untuk meningkatkan kapasitas pendidikan vokasi.

"Saya tahu sekali banyak perusahaan yang pindah ke Jawa Tengah dan ada di beberapa negara yang pindah ke Jateng mereka melihat gap antara biaya produksi dan produktivitas di Jateng relatif baik. Ini yang menyebabkan banyak relokasi ke Jateng," ujar Rosan.

"Ini mindset yang harus diubah. Misalnya di SMK cara membuat pakaian masih mengajarkan cara zaman dulu, mereka nggak menceritakan trennya kaya apa ke depannya," lanjutnya.

Sementara di Jawa Timur pun pengusaha dan dunia pendidikan telah melakukan kolaborasi untuk meningkatkan kualitas SDM di provinsi tersebut. Rosan menilai pemprov Jatim selama ini sudah terbuka untuk diskusi dan komunikasi untuk meningkatkan peran dari dunia industri.

"Perlu ada peningkatan upskiling dan reskiling di seluruh provinsi termasuk Jatim sehingga bisa menimbulkan daya saing dari pekerja kita. Saya meyakini pertumbuhan Indonesia bisa berkualitas kalau SDM-nya juga berkualitas," kata Rosan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemendikbud Ungkap 5 Cara Siswa SMK Siap Mandiri Bekerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular