Batu Bara untuk Gasifikasi Ditargetkan 13 Juta Ton di 2024

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
15 December 2020 14:43
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan penyerapan batu bara untuk kegiatan hilirisasi seperti gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) mencapai 13 juta ton pada 2024.

Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam webinar "Indonesia Mining Outlook 2021", Selasa (15/12/2020).

"Target hilirisasi batu bara pada tahun 2024 sebesar kurang lebih 13 juta ton kapasitas input dengan nilai ekspor Dimethyl Ether sebesar hampir 600 juta dolar per tahun yang meliputi gasifikasi batu bara, coke making, coal upgrading dan briket batu bara," tuturnya dalam webinar tersebut yang ditayangkan dalam kanal YouTube Tambang TV, Selasa (15/12/2020).

Dia mengatakan, pemerintah terus mendorong industri batu bara untuk bertransformasi dari hanya menjual komoditas mentah (raw coal) yang biasa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi bernilai tambah bagi industri.

"Akselerasi program hilirisasi batu bara di Indonesia, potensi batu bara yang dominan adalah yang kalori rendah. Jenis batu bara ini akan bernilai ekonomis apabila dilakukan peningkatan nilai tambah," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Desember 2019, Indonesia memiliki sumber daya batu bara mencapai 149,01 miliar ton dan cadangan 37,45 miliar ton.

Bila produksi nasional rata-rata sekitar 550 juta ton per tahun, maka artinya cadangan batu bara Indonesia masih bisa dieksploitasi hingga 68 tahun ke depan.

Dari cadangan tersebut, sebanyak 90% merupakan batu bara berkalori sedang dan rendah, sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan hilirisasi batu bara, seperti gasifikasi, mengubah batu bara menjadi methanol atau dimtehyl ether (DME).

Adapun rinciannya yaitu batu bara berkalori sedang sebesar 58,56%, berkalori rendah 30,90%, kalori tinggi 7,13%, dan kalori sangat tinggi 3,41%.

Dari cadangan 37,45 miliar ton tersebut, mayoritas terdapat di Kalimantan yakni mencapai 24,75 miliar ton dan Sumatera 12,69 miliar ton. Sementara dari sisi sumber daya yang mencapai 149,01 miliar ton, mayoritas juga terdapat di Kalimantan yakni mencapai 62,11% atau 92,55 miliar ton, lalu Sumatera 37,70% 56,24 miliar ton, sisanya di Jawa 0,06 miliar ton, Sulawesi 0,07 miliar ton, dan Maluku dan Papua masing-masing 0,01 miliar ton.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lamban, RI Baru Garap 2 dari 7 Jenis Hilirisasi Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular