For The First Time in 10 Years! RI Latihan Militer Feat NATO

Thea F, CNBC Indonesia
12 December 2020 08:10
Pictured is a Kilo-Class Russian Submarine in the English Channel.

The image was taken from Royal Navy Wildcat HMA2 Helicopter of 815 Naval Air Squadron.

Kilo class is the NATO reporting name for the diesel-electric attack submarine.

The original vessels were designated Project 877 EKM Paltus (Halibut) in the Soviet Union and entered service in 1980s.

There is also a more advanced version, designated as Improved Kilo-class submarine in the West, and Project 636 Varshavyanka in Russia.

These attack submarines are mainly intended for anti-shipping and anti-submarine operations in relatively shallow waters. 

The subs are armed with 18 heavyweight torpedoes and 8 surface to air missiles (NATO name Gremlin & Gimlet) 

Newer boats are equipped with improved sonar and mine detection. The improved sonar systems have reduced the number of operators needed because of increased automation.

Anechoic (free from echo) tiles are fitted to absorb the sound waves of active sonar, which results in a reduction and distortion of the return signal.

These tiles also help reduce sounds emitted from the submarine, reducing the range at which the sub may be detected.

There are around 24 Kilo Class Submarines currently in service with the Russian Navy (mostly the 877 boats).
Foto: Submarie (MoD/Crown/LA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Angkatan Laut (AL) Rusia bakal melakukan latihan dengan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (The North Atlantic Treaty Organization/NATO) untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.

Laporan RIA News yang mengacu pada layanan pers Armada Laut Hitam, Rusia akan diwakili oleh fregat, kapal patroli, kapal tunda penyelamat, unit Korps Marinir, regu ranjau, dan helikopter berbasis laut.

Latihan gabungan bertajuk 'AMAN-2021' yang akan diadakan di lepas pantai Pakistan di wilayah perairan Karachi pada Februari 2021 mendatang ini juga akan diikuti oleh 30 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, China, Jepang, Turki, Filipina, Malaysia, Sri Lanka, dan Indonesia.

Mengenai keterlibatan Indonesia dalam latihan gabungan ini, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama Julius Widjojono, CHRMP membenarkan kabar tersebut.

"TNI AL diundang AL Pakistan untuk mengikuti latihan tersebut, dan sampai saat ini telah dilaksanakan rapat perencanaan Initial Planning Conference dan Final Planning Conference secara vicon (video conference)," ujar Julius melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia.

Lebih lanjut, Julius mengatakan rencananya Indonesia akan membawa KRI Bung Tomo-357, salah satu dari tiga jenis kapal Multi Role Light Frigate (MRLF) yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Kapal ini belum lama sempat latihan bersama Australia.

"Rencananya (bawa) kapal jenis MRLF. Namun keterlibatan KRI ke latihan AMAN 2021 tetap akan memperhatikan perkembangan situasi Covid-19 di Pakistan," lanjutnya.

Sementara laporan kantor berita TASS mengatakan AL Rusia terakhir kali berpartisipasi dalam latihan dengan kapal perang NATO pada tahun 2011 selama latihan Bold Monarch di lepas pantai Spanyol.

Selama satu dekade ini, angkatan laut Rusia lebih sering mengadakan latihan bersama dengan Turki, dimana Moskow menikmati hubungan yang lebih dekat dibandingkan negara anggota NATO lainnya.

Hubungan antara Rusia dan Barat merana di posisi terendah pasca-Perang Dingin, tertekan oleh segala hal mulai dari aneksasi Krimea hingga tuduhan peretasan pada pemilu AS dan Suriah.

Pada September lalu, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov menuduh bahwa NATO meningkatkan aktivitas militer 20-30 kilometer dari perbatasan Rusia.

"Pertumbuhan aktivitas militer AS dan NATO tidak terjadi di Atlantik atau Karibia, tetapi pada jarak 20-30 kilometer dari perbatasan Rusia," kata Gerasimov, dikutip dari Pledge Times. Gerasimov menambahkan bahwa laporan tentang perilaku agresif Rusia yang beredar di NATO adalah salah.

Dalam laporan yang diterbitkan awal Desember ini, NATO sempat mengatakan Rusia kemungkinan akan tetap menjadi ancaman utamanya dalam dekade mendatang.

Seorang pejabat NATO juga mengatakan blok militer beranggotakan 30 orang itu tidak memiliki rencana untuk mengambil bagian dalam latihan dengan Rusia, tetapi partisipasi masing-masing negara tergantung pada mereka untuk memutuskan.

"Kerja sama praktis kami tetap ditangguhkan sebagai konsekuensi dari aneksasi Krimea yang ilegal dan tidak sah oleh Rusia dari Ukraina pada tahun 2014," kata pejabat NATO itu.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalau NATO Turun Gunung di LCS, Bagaimana Nasib China?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular