
Vaksin Pfizer 'Makan Korban', Ini yang Sebenarnya Terjadi

Hal ini menimbulkan reaksi dari AS. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) diminta melarang orang dengan riwayat alergi untuk meminumnya.
Moncef Slaoui, seorang penasihat utama program AS untuk pengembangan vaksin dan pengobatan Covid-19 mengatakan kejadian di Inggris pasti menjadi bahan pertimbangan.
"Melihat data, pasien atau subjek dengan riwayat reaksi alergi parah telah dikeluarkan dari uji klinis," katanya dikutip dari AFP, Kamis (10/12/2020).
"Saya berasumsi ... ini akan menjadi bagian dari pertimbangan, dan seperti di Inggris, harapannya adalah subjek dengan reaksi parah yang diketahui, (akan diminta) untuk tidak mengambil vaksin, sampai kita memahami dengan tepat apa yang terjadi di sini."
Selain itu, FDA juga sepertinya akan meminta penyedia untuk mengawasi apakah benar vaksinasi bisa menyebabkan kondisi kelumpuhan wajah sementara yang biasa disebut Bell's Palsy.
Pasalnya dari data, empat dari 19.000 orang dalam kelompok yang diberi vaksin mendapat kondisi ini. AS sendiri berharap akan memvaksinasi 20 juta orang bulan ini. Targetnya 100 juta orang sudah divaksin akhir Februari sementara seluruh populasi pada Juni.
Sebelumnya, izin yang keluar ke Pfizer di Inggris dikritisi oleh kepala Lembaga Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) Anthony Fauci. Ia menyatakan bahwa persetujuan itu diambil secara "terburu-buru", namun kemudian mencabut pernyataan itu.
Pfizer jadi salah satu vaksin yang disebut memiliki keampuhan tinggi. Selain Pfizer sejumlah vaksin juga jadi yang terdepan dalam penelitian yakni milik AstraZeneca dan Moderna.
![]() Infografis/Mulai dari keefektifan sampai Kemudahan Distribusi Vaksin, ini Perbedaan 3 Vaksin Covid-19/Aristya Rahadian |
(sef/sef)
