Mensos Kena KPK, Ini Warning Jokowi soal Korupsi Dana Bansos

Kasus korupsi anggaran penanganan Covid-19 yang menjerat anggota Kabinet Indonesia Maju ini memang menjadi sorotan keras. Perilaku ini dianggap tidak berprikemanusiaan karena dilakukan di tengah Indonesia mengalami krisis kesehatan maupun ekonomi.
"Siapa pun yang bermain-main dan menyelewengkan anggaran penanganan pandemi adalah durjana yang mengkhianati negara. Sangat pantas dihukum paling berat," seru Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo saat merespons KPK melakukan OTT pejabat di Kementerian Sosial kemarin.
Statement Yustinus Prastowo melalui akun Twitter resminya diunggah sebelum yang bersangkutan mengetahui bahwa Juliari Batubara menjadi salah satu pejabat yang ditangkap.
Namun, kejadian ini setidaknya mengingatkan publik terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi nasional pengawasan internal pemerintah tahun 2020.
Dalam rapat yang digelar pada pertengahan tahun ini, Jokowi sempat memberikan ultimatum kepada jajarannya dalam hal pengelolaan triliunan dana yang diberikan pemerintah untuk mengatasi dampak Covid-19.
"Saya tegaskan bahwa pemerintah tidak main-main soal akuntabilitas. Pencegahan harus diutamakan, tata kelola yang baik harus didahulukan," tegas Jokowi pada 16 Juni lalu.
Jokowi kemudian meminta aparat hukum untuk tidak segan-segan melakukan penegakkan hukum apabila memang terbukti masih ada pejabat yang 'bandel' dan menggunakan uang negara yang tidak pada tempatnya.
"Kalau ada yang masih membandel, niat untuk korupsi, ada mens rea, silahkan bapak ibu 'gigit dengan keras'. Uang negara harus diselamatkan, kepercayaan rakyat harus kita jaga," tegasnya.
Dua hari kemudian, Jokowi bahkan sempat melontarkan amarahnya di depan seluruh menteri. Amarah tersebut tumpah saat memberikan pengarahan dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni.
Dengan nada tinggi, kepala negara terlihat berang lantaran masih ada 'segelintir' menteri yang bekerja secara biasa-biasa saja dalam situasi krisis.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis," tegas Jokowi
Jokowi mengaku geram karena jajarannya tidak sigap dalam menghadapi situasi krisis. Kepala negara bahkan meluapkan amarahnya lantaran kinerja pembantunya tidak membawa kemajuan yang signifikan.
"Tindakan-tindakan kita, keputusan kita, kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?," tegasnya.
"Hanya gara-gara urusan peraturan, urusan peraturan. Ini [harus] extraordinary. Saya harus ngomong apa adanya. Enggak ada progres yang signifikan, enggak ada."
(sef/sef)[Gambas:Video CNBC]
