
Jokowi Genjot Devisa Ekspor Rp 23 T dari Tisu Sampai Furnitur

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Jokowi terus menggenjot devisa ekspor jelang tutup tahun demi menambah devisa ekspor dari berbagai sektor industri non migas. Ia melepas ekspor produk Indonesia yang dilakukan serentak di 16 provinsi di Indonesia pada Jumat (4/12) senilai US$ 1,64 miliar atau Rp 23 triliun lebih.
Jokowi melepas ekspor tersebut secara virtual dari Istana Bogor melalui kegiatan "Pelepasan Ekspor ke Pasar Global" ini terpusat di Lamongan, Jawa Timur di PT Bumi Menara Internusa, dan dikoordinasikan langsung oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
"Indonesia memiliki potensi ekspor yang masih sangat besar, baik dari sisi produk, kreativitas, dan kualitas, serta volume dan tujuan ekspor. Kita tidak boleh cepat puas karena potensi pasar ekspor masih sangat besar. Pemerintah dan pelaku usaha harus dapat melihat lebih jeli pasar ekspor yang masih terbuka lebar," kata Jokowi, dalam pernyataannya, Jumat (4/12).
Pilihan Redaksi |
Mendag Agus Suparmanto menjelaskan, kegiatan pelepasan ekspor diikuti 133 pelaku usaha, baik skala besar maupun skala kecil dan menengah (UKM) yang tersebar di 16 provinsi.
"Total nilai ekspor kegiatan ini dan ekspor 133 perusahaan tersebut pada bulan Desember 2020 yaitu sebesar US$ 1,64 miliar atau setara dengan Rp 23,75 triliun," kata Agus.
Pelepasan ekspor secara serentak ini merupakan upaya peningkatan ekspor non-migas sekaligus memotivasi pelaku usaha agar tetap meningkatkan ekspor. Kegiatan ini juga menjadi langkah percepatan ekspor nonmigas di masa pandemi covid-19, termasuk pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021.
Furnitur Sampai Tisu
Dari total 133 pelaku usaha yang serempak melakukan ekspor, terdapat 54 UKM yang ikut serta dalam pelepasan ekspor serentak kali ini. Dari jumlah tersebut, 7 pelaku UKM menorehkan ekspor perdana mereka dengan produk-produk makanan olahan seperti emping belinjo, jamu herbal, mi telur, kemiri olahan, produk cengkeh; tempat tidur untuk sapi; dan lidi nipah.
Sementara itu, 11 pelaku UKM berhasil mendiversifikasi produk ekspor baru seperti karagenan, furnitur dan produk dekorasi rumah dari bahan baku yang berkelanjutan, kursi dari limbah kayu dan minyak jelantah.
Selain itu, terdapat 79 perusahaan non-UKM dalam pelepasan ekspor kali ini. Dari jumlah tersebut, terdapat 1 perusahaan yang ekspor perdana dengan produk berupa udang beku dan cerutu.
Sementara itu, 7 perusahaan berhasil mendiversifikasi produk mereka dengan mengekspor produk olahan boga bahari, pakaian wanita bersulam, serta produk konstruksi hingga produk kertas seperti tisu dan lainnya.
Salah satu perusahaan eksportir yang ikut dalam kegiatan ekspor serentak ini antara lain PT Sun Paper Source merupakan salah satu perusahaan eksportir swasta memproduksi kertas tisu.
"Kami bangga sebagai salah satu perusahaan yang ditunjuk menjadi bagian program ekspor bersama secara nasional oleh Kementerian Perdagangan pada masa krisis saat ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pemerintah pada kami," kata Presiden Direktur PT Sun Paper Source Ventje Hermanto.
Ia mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan kinerja produk kertas tisu untuk pasar internasional. Sehingga turut berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional pada saat krisis dan pandemi covid-19.
Saat ini kapasitas produksinya telah mencapai lebih dari 150.000 ton per tahun. Tujuan pasar ekspor perseroan sudah menembus 80 negara di 5 benua, seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, China hingga Australia.
Eksportir lain seperti PT Bumi Menara Internusa, yang juga sebagai pusat kegiatan pelepasan ekspor ini merupakan eksportir produk perikanan yang produk-produknya telah merambah pasar Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Australia.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Oktober 2020 mencatatkan surplus US$ 17,07 miliar. Surplus tersebut merupakan surplus tertinggi kedua dalam satu dekade terakhir, mendekati nilai surplus pada 2010 yang mencapai US$ 22,12 miliar.
Tujuan ekspor 133 pelaku usaha antara lain: Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, India, Bangladesh, negara-negara ASEAN, dan Timur Tengah. Ke benua Eropa antara lain negara-negara Uni Eropa, Inggris dan Georgia. Ke Amerika antara lain Amerika Serikat, Argentina, Meksiko, Brasil, Chili, Peru, Kanada, dan Uruguay. Sementara itu, ke Afrika antara lain Mesir, Kenya, Nigeria, Ghana dan Tanzania.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Cuan Dagang dengan AS, Filipina, dan India