Ekspor RI Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Ini Penyebabnya!

News - Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia

15 December 2021 15:05

Pekerja melakukan pendataan bongkar muat kontainer peti kemas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid - 19 dinilai lebih cepat dari yang diekspektasi banyak pihak. Sehingga produksi dan perdagangan melonjak signifikan yang membuat ketidakseimbangan pasar, yang berimbas pada kekurangan bahan baku dan kelangkaan kontainer.. (CNBC Indonesia/ Muhammad Tri Susilo)

Foto: Aktivitas Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor Indonesia kembali mencatatkan kinerja yang positif yang mencapai US$ 22,84 miliar di November 2021 atau tertinggi sepanjang masa. Ekspor ini meningkat 49,7% dibandingkan November 2020 dan naik 3,69% dibandingkan Oktober 2021.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan, pendorong utama ekspor ini adalah sektor migas yang tumbuh sangat tinggi baik dibandingkan Oktober maupun periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor migas pada November tercatat US$ 1,33 miliar atau tumbuh 29,95% dari Oktober 2021 dan naik tinggi yakni 74,8% dibandingkan November 2020.

"Dilihat dari secara bulanan (mtm) yang tumbuh tinggi adalah di kelompok migas itu 29,95%," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/12/2021).

Adapun komoditas pendorong kenaikan ekspor migas ini adalah minyak mentah yang naik 8,03% menjadi US$ 120,9 juta dan ekspor hasil minyak naik 89,18% menjadi 250,4 juta. Kemudian, ada juga kenaikan ekspor gas yang tumbuh 23,06% menjadi US$ 961,1 juta.

Namun, jika dilihat lebih rinci semua sektor pendorong ekspor mengalami kenaikan. Sektor pertambangan juga naik 6,51% (mtm) dan naik 146,91% (yoy).

Kemudian sektor industri pengolahan tercatat US$ 16,26 miliar. Ini naik 1,20% dibandingkan Oktober dan naik 34,22% dibandingkan November 2020.

Selanjutnya ekspor sektor pertanian kehutanan dan perikanan tercatat sebesar US$ 430 juta. Ini naik 4,18% dibandingkan Oktober 2021 dan turun 4,83% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kalau November 2021 dan November 2020 semua sektor alami peningkatan kecuali sektor pertanian, kehutanan, perikanan turun 4,83% yoy. Kalau dilihat menurut komoditasnya kenapa sektor itu menurun diantaranya karena menurunnya komoditas sarang burung itu turun 35,34%, buah-buahan turun 20,96%," jelasnya.

Sementara itu, untuk ekspor non migas yang menjadi pendorong di bulan ini ada lima tertinggi, yakni:

1. Bahan bakar mineral

2. Logam mulia dan perhiasan/permata

3. Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya

4. Karet dan barang dari karet

5. Alas kaki