Importir CPO Blak-Blakan Soal Nasib Sawit RI di Tahun Depan

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
04 December 2020 13:37
ilustrasi kelapa sawit
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 berdampak pada ekspor minyak sawit Indonesia. Penurunan ekspor ini disumbang dari pasar ekspor utama minyak sawit asal Indonesia yakni India, China, dan Pakistan. Para pelaku usaha di negara-negara itu merespons situasi yang telah terjadi dan bakal terjadi di tahun depan.

Executive Director Solvent Extractor Association of India, Dr.BV. Metha menjelaskan, di India akibat pandemi menyebabkan konsumsi minyak sawit menurun hingga 30%. Pada bulan Oktober impor minyak sawit turun dari 9,4 juta ton pada 2019 menjadi 7,2 juta ton di tahun 2020.

Ia menambahkan penurunan ini juga disebabkan adanya kebijakan yang dibuat pemerintah India mengenai Bea Masuk Safeguard produk minyak sawit dan turunan asal impor.

Sementara dari China, Presiden Chamber of Commerce for Import and Export of Foodstuff Native Produce and Animal By-Product China, Cao Derong mengatakan penurunan konsumsi minyak sawit juga terjadi di negaranya.

"Pada Kuartal pertama 2020 impor minyak kelapa sawit turun menjadi 320 ribu ton dan terus menyusut hingga Juni," katanya dalam webinar Indonesian Palm Oil Conference 2020 (3/12).

Semenjak Juni, Cao mengklaim volume impor mulai naik dengan year on year (yoy) mencapai 25,5%, seiring dengan kebijakan penanganan wabah Covid - 19 oleh pemerintahnya.

Hal yang sama pun terjadi pada Pakistan, terjadi penurunan impor minyak sawit hingga Oktober hanya mencapai 2,3 juta ton. Ketua Pakistan Edible Oil Refiner Association (PEORA) Abdul Rasheed Jan Mohammad pun ragu sampai akhir tahun ini impor minyak sawit bisa mencapai 3 juta ton.

"Penurunan ini terjadi akibat pandemi yang terjadi pada semester I dan harga minyak sawit yang tinggi semenjak pertengahan tahun,"katanya. Ia membeberkan setidaknya 76% pangsa sawit dikuasai oleh Indonesia.

2021 Diramal Positif

Ketiga negara tersebut mengklaim permintaan minyak sawit akan kembali meningkat. Hal ini disebabkan kebutuhan akan pangan, kosmetik yang berbahan baku minyak nabati, melihat ketiga negara tersebut merupakan padat penduduk.

Namun, harus diperhatikan penerapan bea masuk untuk negara India dan Pakistan bisa menjadi kendala ekspor minyak sawit Indonesia. Sementara itu, China mengingatkan negara Malaysia memiliki kebijakan insentif yang besar untuk mengekspor ke negeri jiran. Hal ini berakibat adanya gap harga minyak sawit Malaysia dan Indonesia, yang bisa berakibat penurunan pengadaan minyak sawit dari Indonesia.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular