Internasional

Heboh Israel Transfer Rp 14,1 T ke Palestina, Ini Alasannya!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 December 2020 14:01
Acrobats perform as they wear face masks during a protest against government's decision to close beaches during the three-week nationwide lockdown due to the coronavirus pandemic, in Tel Aviv, Israel, Saturday, Sept 19, 2020. Israel went back into a full lockdown on Friday to try to contain a coronavirus outbreak that has steadily worsened for months as its government has been plagued by indecision and infighting. (AP Photo/Oded Balilty)
Foto: Sejumlah warga berkumpul untuk memprotes keputusan lockdown di pesisir pantai Tel Aviv, Israel, Sabtu (19/9) sore. (AP/Oded Balilty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Israel akhirnya mengirimkan lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14,1 triliun, asumsi Rp 14.172/US$) dana yang ditahan ke Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA). Ini terjadi pasca keduanya berunding selama dua pekan.

"Pemerintah Israel mentransfer semua iuran keuangan tersebut ke rekening Otoritas Palestina, sebesar tiga miliar dan 768 juta syikal," kata Menteri urusan sipil Palestina, Hussein al-Sheikh di Twitter pada Rabu (2/12/2020) dikutip dari AFP. Ia mengacu pada dana pajak, termasuk bea cukai, yang dikumpulkan oleh Israel atas nama PA.



Transfer ini diberikan setelah dihentikan pada Mei lalu. Pasalnya Palestina menghentikan koordinasi dengan Israel atas tanggapan atas rencana Israel untuk mencaplok bagian Tepi Barat.

Israel kemudian menunda rencana aneksasinya, sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab. Ini diumumkan pada Agustus lalu. Namun November, Palestina memulihkan koordinasi dengan negara Israel.

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan bahwa negerinya memiliki hak atas dana tersebut. Dana diharapkan dapat mengurangi tekanan pada ekonomi Palestina dari krisis anggaran.



"(Karyawan) akan mendapat utang-nya. Mereka telah bersabar selama berbulan-bulan dan hanya masalah sedikit waktu lagi untuk memperjelas semuanya," kata Shtayyeh.

Saat kehilangan pendapatan ini, PA harus memotong gaji pegawai negeri. Padahal di saat itu ekonomi Palestina mulai bergulat akibat hantaman gelombang pandemi virus corona.

World Bank (Bank Dunia) mengatakan pekan lalu bahwa Palestina menghadapi tiga krisis pandemi. Yaitu Covid-19, perlambatan ekonomi yang parah, dan kebuntuan politik dengan Israel yang mengganggu transfer pajak.

Namun menurut penghitungan Bank Dunia, transfer dari Israel, yang setara dengan 35% dari pendapatan pajak yang diproyeksikan PA tahun ini, tidak akan cukup untuk menyeimbangkan anggarannya.

Meskipun telah mentransfer dana tersebut, Israel terus menahan jumlah yang dialokasikan untuk tahanan Palestina. Mereka melihat pembayaran kepada mereka yang telah melakukan serangan terhadap orang Israel mendorong kekerasan lebih lanjut.

Setiap bulan PA melakukan pembayaran kepada narapidana atau keluarganya. Mereka menggambarkan pembayaran sebagai bentuk kesejahteraan.


(sef/sef) Next Article Israel Transfer Dana Rp 14 T ke Palestina, Buat Apa Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular