Kasus Corona Jateng 'Meledak', Naga-naganya Tak Ada Libur Nih

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 November 2020 14:47
Ganjar Pranowo (Cnbc Indonesia/Shalini)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (CNBC Indonesia/Shalini)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kasus positif corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Jawa Tengah bisa menjadi alasan yang mendorong pemerintah 'menyunat' libur akhir tahun. Maklum, Jawa Tengah adalah provinsi tujuan mudik utama masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Ya, pandemi virus corona di Indonesia memang masih jauh dari kata usai. Per 29 November 2020, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona mencapai 534.266 orang. Bertambah 6.267 orang (1,19%) dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (16-29 November 2020) , rata-rata pasien baru bertambah 4.797 orang per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 3.881 orang setiap harinya.

Sementara laju pertumbuhan kasus dalam 14 hari terakhir adalah 0,96% per hari. Lebih tinggi ketimbang 14 hri sebelumnya yaitu 0,89% setiap harinya.

Provinsi dengan kasus yang perlu diperhatikan adalah Jawa Tengah. Per 29 November 2020, jumlah pasien positif di provinsi pimpinan Gubernur Ganjar Pranowo ini tercatat 49.635 orang. Bertambah 1.175 orang (2,42%) dibandingkan sehari sebelumnya. Artinya, nyaris 19% penambahan kasus positif datang dari Jawa Tengah.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pertumbuhan pasien positif corona di Jawa Tengah adalah 1,89% per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 0,87%. Keduanya di atas rata-rata nasional.

Tingginya angka penyebaran virus corona di Jawa Tengah bisa menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk mempersingkat libur akhir tahun. Awalnya libur akhir tahun bisa mencapai 11 hari, karena libur Ramadan-Idul Fitri yang 'dirapel'.

Namun kini pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memotong jumlah hari libur itu. Berikut opsi yang mengemuka:

Skenario 1
Cuti bersama 24 Desember 2020
Kamis, 24 Desember 2020: Cuti Bersama Hari Raya Natal
Jumat, 25 Desember 2020: Libur Nasional Hari Raya Natal
Senin, 28 Desember 2020: Masuk
Selasa, 29 Desember 2020: Masuk
Rabu, 30 Desember 2020: Masuk
Kamis, 31 Desember 2020: Masuk
Jumat, 1 Januari 2021: Libur Nasional Tahun Baru 2021 Masehi

Skenario 2
Cuti bersama 24, 30, 31 Desember
Kamis, 24 Desember 2020: Cuti Bersama Hari Raya Natal
Jumat, 25 Desember 2020: Libur Nasional Hari Raya Natal
Senin, 28 Desember 2020: Masuk
Selasa, 29 Desember 2020: Masuk
Rabu, 30 Desember 2020: Cuti Bersama Pengganti Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
Kamis, 31 Desember 2020: Cuti Bersama Pengganti Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
Jumat, 1 Januari 2021: Libur Nasional Tahun Baru 2021 Masehi

Skenario 3
Cuti Bersama 24, 31 Desember
Kamis, 24 Desember 2020: Cuti Bersama Hari Raya Natal
Jumat, 25 Desember 2020: Libur Nasional Hari Raya Natal
Senin, 28 Desember 2020: Masuk
Selasa, 29 Desember 2020: Masuk
Rabu, 30 Desember 2020: Masuk
Kamis, 31 Desember 2020: Cuti Bersama Pengganti Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
Jumat, 1 Januari 2021: Libur Nasional Tahun Baru 2021 Masehi

Namun libur panjang akan memicu masyarakat untuk mudik alias pulang ke kampung halaman. Bisa dimaklumi karena saat lebaran banyak yang tidak bisa pulang kampung karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sedang sangar-sangarnya.

Kalau sampai warga Jabodetabek mudik pada akhir tahun, apalagi ke Jawa Tengah, maka dikhawatirkan kasus positif corona akan semakin membludak. Ini sangat mungkin, karena Jawa Tengah adalah tujuan utama mudik masyarakat Ibu Kota dan sekitarnya.

Berdasarkan survei Badan penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan pada arus mudik 2019, sebanyak 14,9 juta orang warga Jabodetabek berencana untuk pulang kampung. Jumlah in adalah 44,1% dari total penduduk Jabodetabek.

"Berdasarkan hasil survei tersebut, daerah tujuan terbanyak pemudik dari Jabodetabek adalah ke wilayah Jawa Tengah sebanyak 5.615.408 orang (37,68%), kemudian ke Jawa Barat sebanyak 3.709.049 orang (24,89%) dan ke Jawa Timur sebanyak 1.660.625 orang (11,14%). Tujuan Jawa Tengah terbanyak adalah ke Kota Surakarta sebanyak 642.789 orang (4,31%), Semarang 563.881 orang (3,78%), dan Tegal sebanyak 354.110 orang (2,38%)," sebut keterangan tertulis Kementerian Perhubungan.

So, wajar kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar libur tahun jangan terlalu panjang. Sebab dalam situas pandemi seperti ini, kesehatan dan keselamatan nyawa rakyat adalah yang paling utama. Kalau sudah menyangkut nyawa, maka yang lain harus mengalah termasuk pertimbangan sosial-ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular