Internasional

Kabar Vaksin Bawa Ekonomi India Keluar dari Klub Resesi

Thea F, CNBC Indonesia
30 November 2020 08:32
India merayakan festival Chhath Puja ditengah pandemi covid-19. (AP/Rajesh Kumar Singh)
Foto: India merayakan festival Chhath Puja ditengah pandemi covid-19. (AP/Rajesh Kumar Singh)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontraksi ekonomi India perlahan mereda sejak Juli hingga September lalu setelah munculnya vaksin yang meningkatkan harapan banyak orang. Para ekonom memperkirakan pemulihan bisa stabil tahun depan jika vaksin dapat memenuhi permintaan konsumen.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengharapkan pelonggaran undang-undang pertanian dan ketenagakerjaan belum lama ini, bersama dengan insentif pajak untuk meningkatkan industri manufaktur dan memikat lebih banyak investasi asing.

Data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional pada Jumat (27/11/2020) menunjukkan produk domestik bruto India pada kuartal Juli-September menyusut 7,5%, dibandingkan dengan penurunan 23,9% pada tiga bulan sebelumnya.

Sementara analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan kontraksi 8,8% dalam periode terakhir.



Pertumbuhan tahunan 3,4% di sektor pertanian dan 0,6% di manufaktur selama kuartal September juga meningkatkan harapan pemulihan dini karena pemerintah bersiap untuk mendistribusikan vaksin virus corona ke negara dengan populasi sekitar 1,4 miliar orang.

"Angka PDB Q2 menggembirakan," kata Krishnamurthy Subramanian, kepala penasihat ekonomi di kementerian keuangan, setelah rilis data, dikutip dari Reuters.

Mengutip pertumbuhan di sektor manufaktur dan pertanian, Subramanian mengatakan ada tanda-tanda pemulihan yang dibantu oleh kenaikan permintaan barang-barang konsumen dan investasi.

"Secara keseluruhan, meskipun pemulihan memberikan optimisme, kewaspadaan terhadap pandemi, dan oleh karena itu pada perekonomian masih diperlukan," lanjutnya.

Belanja konsumen yang menjadi pendorong utama ekonomi, turun 11,3% year-on-year (yoy) pada Juli-September dibandingkan dengan penurunan 26,7% yang direvisi pada kuartal sebelumnya. Sementara investasi modal turun 7,3% dibandingkan dengan penurunan 47,1% di kuartal sebelumnya.

Reserve Bank of India, yang telah memangkas suku bunga acuan repo dengan total 115 basis poin sejak Maret untuk meredam goncangan dari krisis, diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan tinjauan kebijakan minggu depan akibat meningkatnya kekhawatiran tentang inflasi.

India yang merupakan negara ekonomi utama dengan pertumbuhan tercepat di dunia hingga beberapa tahun yang lalu, kini tampaknya akan menuju kontraksi setahun penuh pertama tahun fiskal ini sejak 1979.

Jajak pendapat Reuters memperkirakan produk domestik bruto India akan memakan waktu lebih dari satu tahun untuk kembali ke level sebelum Covid-19.

India kini menduduki posisi kedua dengan kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia. Per Senin (30/11/2020), India memiliki 9.432.039 kasus positif, 137.177 kematian, dan 8.846.187 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.




(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Warga China Buru Vaksin Pfizer Cs ke Luar Negeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular