Perbankan Jadi 'Penyelamat' SBN Ketika Capital Outflow

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
27 November 2020 18:50
Asing Buru SBN, Target Serapan Obligasi Pemerintah Capai 89% (CNBC Indonesia TV)
Foto: Asing Buru SBN, Target Serapan Obligasi Pemerintah Capai 89% (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi Covid-19 memberikan pukulan cukup besar pada ekonomi global termasuk Indonesia. Di awal masa pandemi Maret-April lalu, pasar keuangan terdampak dengan terjadinya keluarnya dana asing dari negara berkembang termasuk Indonesia.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengatakan dalam kondisi tersebut sektor perbankan menjadi pendukung dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah ketika investor asing banyak keluar. Pada Maret-April 2020, terjadi capital outflow di pasar SBN sebesar Rp 140 triliun, yang diiringi oleh kenaikan yield (imbal hasil) pada tenor 10 tahun hingga 8,3%.

"Saat ini SBN sudahh membaik, pasar SBN didikung dari dalam negeri terutama perbankan yang justru menjadi suporter pembeli SBN kita dengan keluarnya asing, yang masih terjadi selama kuartal III-2020. Barulah pada kuartal IV-2020, asing tampaknya sudah masuk lagi," kata Luky kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/11/2020).

Selain itu berbagai sentimen positif juga mulai terjadi dengan pemilu di Amerika Serikat, dan penemuan vaksin Covid-19 yang membuat aliran dana asing masuk kembali ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Saat ini menurutnya yield SUN 10 tahun di kisaran 6,15%, dan SUN dengan mata uang dolae AS sudah di kisaran 2%.

"Fenomena capital outflow Maret-April terjadi hampir di seluruh emerging market. Investor asing seperti fund manager menarik portofolio dari emerging market, dan Oktober sudah ada arus pembalikan," kata Luky.

Dia menilai, Indonesia termasuk salah satu negara yang cukup cepat menerima pembalikan dari arus investor asing karena fundamental ekonomi yang masih terjaga. Meski investor sudah kembali melirik negara berkembang, namun mereka tetap melihat fundamental negara tersebut terutama di masa pandemi seperti ini.

"Memang beda-beda investor melihatnya, tapi mereka melihat fundamental negara tersebut. Indonesia menikmati tambahan investor asing masuk ke pasar SBN kita," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Butuh Rp 900 T, Kemenkeu Terbitkan Global Bond Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular