Ternyata Harga Rumah di Bawah Rp 1 M Paling Laris Saat Corona

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 November 2020 20:39
Foto udara pembangunan perumahan di kasawan bojong sari, Depok, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Foto udara pembangunan perumahan di kasawan bojong sari, Depok, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan properti di masa pandemi Covid-19 ini sedikit demi sedikit mulai pulih. Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa segmentasi menengah mulai bergeliat terutama di bawah harga Rp 1 miliar.

"Permintaan market luar biasa yakni untuk harga properti Rp 1 miliar ke bawah sampai 83% dari seluruh market properti perumahan," katanya dalam Closing Bell, CNBC Indonesia Kamis (26/11).

Dari segi nilai, segmentasi di pasar itu memang tidak terlampau besar dibanding kalangan menengah ke atas. Namun, Totok berharap banyak pada geliat segmentasi ini, sehingga bisa berdampak pada segmen lain.

"Konsistensi market properti kelas menengah harus dipertahankan sehingga minat dari yang menengah ke atas, maupun subsidi bisa ikut terangkat, karena semua saling terkait, termasuk second market dari properti akan ikut terseret," sebutnya.

Sayangnya, ada pekerjaan rumah besar dari pengembang untuk mempertahankan kepercayaan dari pasar. Dalam beberapa waktu terakhir, ada sejumlah pengembang yang harus tersandung kasus kepailitan. Persoalan ini yang harus bisa dicegah, sayangnya, itu juga tidak mudah.

"Memang ada yang main-main dengan kepailitan. Ini yang membuat market jadi ragu-ragu. Kepailitan itu banyak sekali faktor, bisa perusahaan sendiri ingin pailit, ada permintaan market, bisa juga karena main-main beberapa orang yang cari keuntungan dari kondisi kepailitan itu. Itu yang kita sampaikan surat ke MA supaya kepailitan bisa ditunda selama pandemi covid-19. Supaya nggak timbul masalah karena mengangkut end user banyak," sebutnya.

Selain dari internal, ada juga pihak lain yang berpotensi mengambil keuntungan.

"Jadi dari masyarakat menggugat dia akan dapat keuntungan, akan lakukan bargaining dengan perusahaan yang dipailitkan. Kalau perusahaan mau pailitkan sendiri dia perhitungkan keuntungannya," sebut Totok.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biasa 'Tiap Senin' Harga Naik, Kini Harga Rumah Loyo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular