
Kalau Libur Akhir Tahun Jadinya Cuma 3 Hari, Adil Nggak Sih?

Per 25 November 2020, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona di Tanah Air mencapai 511.836 orang. Bertambah 5.534 orang dibandingkan hari sebelumnya. Tambahan pasien baru sebanyak itu dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak pandemi virus corona mewabah di Indonesia.
Dalam 14 hari terakhir (12-25 November 2020), rata-rata tambahan pasien baru tercatat 4.551 orang per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yatu 3.403 orang setiap harinya.
Penyebab lonjakan kasus adalah tingkat reproduksi virus (Rt) yang tinggi. Jika Rt masih di atas 1, maka artinya seorang pasien positif masih bisa menulari orang lain. Penularan masih terjadi.
Mengutip data Bonza per 26 November 2020 pukul 11:10 WIB, rata-rata Rt di 34 provinsi adalah 1,06. Masih di atas 1.
Lebih mencemaskan lagi, hanya 11 provinsi yang mencatatkan Rt di bawah 1. Artinya di sebagian besar provinsi penularan masih terjadi.
Penularan yang masih tinggi menyebabkan jumlah kasus aktif membumbung. Kasus aktif adalah jumlah pasien positif dikurangi yang sudah sembuh dan meninggal dunia.
Kasus aktif ini yang menjadi tanggung jawab tenaga medis dan fasilitas kesehatan. Semakin tinggi kasus aktif, maka beban fasilitas kesehatan semakin berat.
Per 25 November 2020, jumlah kasus aktif di Indonesia tercatat 65.804 orang, tertinggi sejak 12 Oktober 2020. Sejak 10 November 2020, kasus aktif belum pernah turun.
Bagaimanapun pandemi virus corona adalah fenomena kasehatan. Kalau aspek kesehatan bermasalah, maka aspek lain harus mengalah. Termasuk urusan sosial-kemasyarakatan, jangan mudik, jangan liburan, ayo #dirumahaja.
Aspek ekonomi juga harus mengalah. Tanpa libur panjang, konsumsi masyarakat sulit untuk didongkrak. Padahal konsumsi rumah tangga adalah kontributor utama dalam pembentukam Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Namun demi melindungi kesehatan dan nyawa ratusan jiwa rakyat Indonesia, apa mau dikata. Jangan sampai kemudian libur panjang tetap diberlakukan tetapi malah menyebabkan penyebaran virus corona semakin sulit dikendalikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)