
Ada Kabupaten di Jateng Betah di Zona Merah Selama 11 Minggu

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membantah provinsi yang dipimpinnya menjadi provinsi dengan kasus aktif tertinggi di Indonesia, mengalahkan Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Ganjar Pranowo menyatakan data COVID-19 di Jawa Tengah hingga Selasa (24/11) hanya sebanyak 7.463 kasus. Dia menduga ada kesalahan input data di Kementerian Kesehatan Pusat.
"Makanya saya kaget, katanya kita paling tinggi. bedanya juga banyak sekali sampai 3.000 data. Kalau besok tiba-tiba dimasukkan dalam rilis angka 3.000 itu, pasti gedhe, pasti meningkat," ujar Ganjar seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (25/11/2020).
Lebih jauh Ganjar menyebut, dari pengecekan tanggal 1-10 November 2020 tercatat ada sekitar 809 data delay yang ditempelkan sebagai data tambahan. Bahkan, terdapat 18 nama yang sebetulnya sudah menjalani tes sejak bulan Juni, namun baru dimasukkan dalam rilis tersebut. Terkait hal ini, Ganjar menjelaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pemerintah pusat.
"Kita minta teman-teman untuk clearing data dengan pusat. Kalau ada data terlambat itu tidak apa-apa, tinggal ditambahkan. Iya, terpenting bisa ditambahkan atau dimasukkan agar publik atau masyarakat bisa tahu. Jadi itu karena delay, dan itu bukan data harian," tambahnya.
Walau demikian, ia tidak memungkiri adanya peningkatan angka kasus aktif COVID-19 di Jawa Tengah, seiring dengan meningkatnya jumlah tes. Kini, tes PCR di Jateng sendiri sudah melebihi target WHO, dengan total 1.416 orang per 1 juta penduduk per minggu.
"Misalnya saya sebutkan, pada minggu ke-4 Oktober tes PCR Jateng 625/1 juta penduduk, naik menjadi 809/1 juta penduduk pada minggu 1 November dan sekarang mencapai 1.416/1 juta penduduk pada minggu ke-2 November. Meski kasus tinggi karena tes digencarkan, namun untuk tempat tidur, ICU masih aman. Beberapa rumah sakit juga melakukan penambahan," tegas Ganjar.
[Gambas:Video CNBC]