Ada Kabupaten di Jateng Betah di Zona Merah Selama 11 Minggu

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
25 November 2020 13:40
Wiku Adisasmito juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona memberi Keterangan Pers Juru Bicara terkait Update Data Covid-19 Nasiona. (Youtube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia- Meskipun mendapatkan bantahan dari Gubernur Ganjar Pranowo, Jawa Tengah saat ini tercatat sebagai episentrum virus corona (Covid-19) dengan jumlah kasus aktif terbanyak di Indonesia. Hingga Selasa (24/11/2020) Jateng mencatat kasus aktif sebanyak 11.109 orang.

Berdasarkan data dari situs covid19.go.id, Jateng mencatat ada 10 kota/kabupaten dengan status zona merah alias risiko tinggi penularan Covid-19. Kota tersebut adalah Sragen, Pati, Boyolali, Brebes, Kendal, Sukoharjo, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Pemalang, dan Banjarnegara.

Sementara itu, 25 kabupaten/kota lainnya di Jateng berstatus risiko sedang atau zona oranye. Kota-kota ini di antaranya Solo, Semarang, Klaten, Jepara, Salatiga dan lain-lain.

Khusus untuk Kabupaten Pati, Satgas Penanganan Covid-19 memberikan perhatian khusus untuk wilayah ini. Pasalnya, Pati sudah berada di zona merah selama 11 minggu.

"Bahkan Pati di Jawa Tengah, berada di zona merah selama 11 Minggu berturut-turut. Mohon bantuan gubernur dan wali kota atau bupati betul-betul memperhatikan kondisi ini," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Rabu (18/11/2020).


Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kesehatan), Jateng menambah 928 kasus baru pada Selasa (24/11/2020) sehingga totalnya menjadi 49.313 orang. Ini merupakan pertambahan kasus harian tertinggi kedua setelah DKI Jakarta.

Sementara itu, pasien sembuh di Jateng pada hari yang sama bertambah 300 orang meningkatkan akumulasi penyintas menjadi 36.051 orang. Adapun kasus kematian di Jateng bertambah 13 orang sehingga totalnya menjadi 2.153 orang.

Pertambahan kasus baru yang melampaui pasien sembuh dan kasus kematian, membuat Jateng mencetak rekor kasus aktif pada hari ini dengan 11.109 orang. Hal ini sekaligus membuat Jateng semakin memimpin jumlah kasus aktif, yang diikuti oleh Jakarta dan Jawa Barat.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membantah provinsi yang dipimpinnya menjadi provinsi dengan kasus aktif tertinggi di Indonesia, mengalahkan Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Ganjar Pranowo menyatakan data COVID-19 di Jawa Tengah hingga Selasa (24/11) hanya sebanyak 7.463 kasus. Dia menduga ada kesalahan input data di Kementerian Kesehatan Pusat.

"Makanya saya kaget, katanya kita paling tinggi. bedanya juga banyak sekali sampai 3.000 data. Kalau besok tiba-tiba dimasukkan dalam rilis angka 3.000 itu, pasti gedhe, pasti meningkat," ujar Ganjar seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (25/11/2020).

Lebih jauh Ganjar menyebut, dari pengecekan tanggal 1-10 November 2020 tercatat ada sekitar 809 data delay yang ditempelkan sebagai data tambahan. Bahkan, terdapat 18 nama yang sebetulnya sudah menjalani tes sejak bulan Juni, namun baru dimasukkan dalam rilis tersebut. Terkait hal ini, Ganjar menjelaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pemerintah pusat.

"Kita minta teman-teman untuk clearing data dengan pusat. Kalau ada data terlambat itu tidak apa-apa, tinggal ditambahkan. Iya, terpenting bisa ditambahkan atau dimasukkan agar publik atau masyarakat bisa tahu. Jadi itu karena delay, dan itu bukan data harian," tambahnya.

Walau demikian, ia tidak memungkiri adanya peningkatan angka kasus aktif COVID-19 di Jawa Tengah, seiring dengan meningkatnya jumlah tes. Kini, tes PCR di Jateng sendiri sudah melebihi target WHO, dengan total 1.416 orang per 1 juta penduduk per minggu.

"Misalnya saya sebutkan, pada minggu ke-4 Oktober tes PCR Jateng 625/1 juta penduduk, naik menjadi 809/1 juta penduduk pada minggu 1 November dan sekarang mencapai 1.416/1 juta penduduk pada minggu ke-2 November. Meski kasus tinggi karena tes digencarkan, namun untuk tempat tidur, ICU masih aman. Beberapa rumah sakit juga melakukan penambahan," tegas Ganjar.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular