Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Indonesia kembali mendapatkan cibiran mengenai utang. Ini datang dari ekonom senior Rizal Ramli.
Rizal Ramli menyebut bahwa negara Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pengemis utang. Terutama karena, banyak pinjaman yang dilakukan di masa pandemi Covid-19 ini.
Hal ini disampaikan eks Menko Kemaritiman tersebut melalui akun resmi Twitternya dan cuitan tersebut pun ditujukan langsung kepada Presiden Jokowi.
"Mas @jokowi, mau dibawa kemana RI ? Surat utang bunganya semakin mahal. Untuk bayar bunga utang saja, harus ngutang lagi. Makin parah. Makanya mulai ganti strategi jadi "pengemis utang bilateral" dari satu negara ke negara lain,, itupun dapatnya recehan itu yg bikin 'shock'," tulisnya.
Adapun utang RI per akhir September 2020, tercatat Rp 5.756,87 triliun atau 36,41% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Utang ini lebih besar Rp 1.056,59 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 4.700,28 triliun.
Secara rinci, utang dari SBN tercatat sebesar Rp 4.892,57 triliun yang terdiri dari SBN Domestik Rp 3.629,04 triliun dan SBN Valas Rp 1.263,54 triliun.
Sedangkan utang melalui pinjaman tercatat Rp 864,29 triliun yang terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp 11,32 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 852,97 triliun.
NEXT>>>Bantahan Kemenkeu
Pernyataan Rizal Ramli tersebut langsung dibantah oleh Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo. Menurutnya, utang saat ini diperlukan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Sebab, penerimaan dari pajak masih tertekan karena dunia usaha yang juga terdampak Covid-19. Disatu sisi pemerintah harus tetap melindungi masyarakat sehingga utang menjadi keharusan.
Namun, ia memastikan bahwa bunga utang tidak semakin tinggi, justru turun dibandingkan awal tahun ini. Oleh karenanya, ia menilai pernyataan tersebut tidak berasalan.
"Tuduhan Pak RR [Rizal Ramli] tidak terbukti, bunga utang atau yield justru turun, dari 7.03% di awal tahun menjadi 6,15% di November," ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Biro Humas KLI Kementerian Keuangan Rahayu Puspa ikut membantah dan menyatakan bahwa pernyataan Rizal Ramli salah dan tak terbukti.
"Pak @ramlirizal kurang update sepertinya. Yield Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah 10 tahun (year-to-date) mengalami penurunan sebesar -13,5%," tulis Puspa di akun twitternya.
Bantahan juga datang dari Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Deni Ridwan. Ia bahkan mempertanyakan dari mana data yang didapatkan oleh Rizal Ramli sehingga menyebutkan bahwa bunga utang semakin mahal.
"Surat utang negara (SUN) makin mahal? data dari mana itu @RamliRizal ? trend-nya justru sedang menurun terus, makin murah biayanya, lebih rendah dibanding awal tahun 2020," tulisnya melalui akun twitternya.
Bahkan ia menyebutkan, Rizal Ramli sangat paham dan tahu bahwa bunga utang semakin turun karena pernah menjadi bagian dari pemerintahan.
"Pak RR bukan tidak paham, memang tidak mau paham saja. Sayangnya beliau mengajak orang-orang yg tidak paham agar makin gagal paham. Saya kurang paham mengapa bisa demikian," cuitnya kembali.
NEXT>>Akun Twitter Yustinus Diblok
Yustinus menjelaskan, akun Twitter miliknya diblokir oleh Rizal Ramli beberapa saat lalu. Hal ini bukan karena cuitan pengemis utang kali ini, tapi jauh sebelumnya.
Ia menyebutkan, alasan Rizal Ramli memblokir dirinya karena tidak menerima kritikan dari pihak lain. Padahal ia menyebutkan bahwa dirinya dan Rizal Ramli pernah menjadi teman di WA Group (WAG) sebelum di reshuffle dari Pemerintahan.
"Saya di-block bukan karena debat soal utang, tapi karena saya membongkar mitos klaim2 Rizal Ramli saat menjadi pejabat. Itu terjadi 2 tahun lalu, demi kewarasan publik. Intinya, dia hanya siap mengkritik tapi tidak siap menerima kritik," tulis Prastowo.