Ribut-ribut di Medsos, PPN Naik Buat Bayar Bunga Utang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mendapatkan penolakan dan kritik.
Salah satu kritik datang dari politisi senior yakni Rizal Ramli. Ia menyebutkan langkah Sri Mulyani menaikkan hanya untuk membayar utang tanpa memikirkan masyarakat.
"Kenaikan PPN adalah cara panik SMI (Sri Mulyani) untuk sekadar bayar bunga utang," ujarnya melalui akun twitter yang dikutip Selasa (18/5/2021).
Kenaikan PPN juga dinilai salah satu bukti bahwa Sri Mulyani tidak kreatif mencari cara untuk mendorong penerimaan negara.
"Jadi orang kok ndak bisa berfikir kreatif ?," tulisnya.
Cuitan tersebut pun ramai direspon oleh warganet. Ada yang membela Sri Mulyani dan tak sedikit pula yang menyerangnya dengan komentar pedas.
Salah satu tanggapan datang dari Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu. Ia menyebutkan kebijakan yang disusun oleh Sri Mulyani adalah jebakan bagi masyarakat.
"Minta rakyat pinjam di Bank, selanjutnya minta rakyat belanja dari pinjaman tersebut - selanjutnya mengambil uang rakyat lewat kenaikan PPN dari barang yang dibeli. Rakyat dapat utang di Bank - pemerintah dapat uang dari pajak - koruptor menunggu," tulisnya.
Mengenai hal ini, pembelaan datang dari Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo. Ia menilai bahwa narasi yang disampaikan Said Didu salah.
Menurutnya, pemerintah mempertimbangkan berbagai hal saat membuat kebijakan, terutama masyarakat kelas bawah. Oleh karena berbagai opsi akan dibahas Pemerintah hingga menemukan kebijakan yang tepat.
"Bapak setuju nggak kalau barang kebutuhan rakyat banyak dikenai PPN lebih rendah dan barang yang dikonsumsi kelompok kaya dikenai pajak lebih tinggi? Itu yang dipikirkan pemerintah Pak," tegasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intip Penjualan Gawai Jelang Rencana Pajak Penjualan Pulsa
