Internasional

Awas Tsunami Utang Global Buat Bangkrut, Ini Faktanya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 November 2020 14:17
Mata Uang Dolar, Peso, Euro (AP)
Foto: Mata Uang Dolar, Peso, Euro (AP)

Sementara itu, utang di negara kaya, melampaui 432% dari PDB pada Q3 2020. Naik lebih dari 50% dari tahun 2019.

Amerika Serikat (AS) menyumbang hampir setengah dari kenaikan tersebut. Total utang mencapai US$ 80 triliun atau naik dari US$ 71 triliun di kuartal yang sama 2019. Sebagian besar kenaikan terjadi di sektor pemerintahan umum (naik US$ 3,7 triliun) dan sektor korporasi non-keuangan (naik US$ 1,7 triliun).

Di kawasan Eropa, tindakan pemerintah menyebabkan peningkatan utang publik sebesar US$ 1,5 triliun selama periode yang sama, mencapai US$ 53 triliun. Meski angka ini masih di bawah utang US$ 55 triliun yang muncul pada kuartal kedua tahun 2014, saat wilayah tersebut menghadapi krisis.

Utang di emerging market (EM) memang tak secepat kawasan maju. Tapi mendekati 250% dari PDB.

Di mana utang negara berkembang naik dari 222% PDB pada Q4 2019 menjadi lebih dari 248% dari PDB pada Q3 2020. Jumlah dolar dari hutang EM sekarang melebihi US$ 76 triliun, didorong lonjakan dalam utang perusahaan non-keuangan di China.

Di luar China, utang negara berkembang turun dari US$ 31 triliun pada Q4 2019 menjadi US$ 29,3 triliun pada Q3 2020, sebagian besar mencerminkan kerugian dalam mata uang negara berkembang terhadap dolar. Sementara utang di luar sektor keuangan mencapai US$ 206 triliun pada Q3 2020, naik dari US$ 194 triliun pada 2019.

Pemerintah menyumbang 60% dari US$ 12 triliun penumpukan tumpukan utang dunia (ex-financials). Utang korporat non-keuangan global naik lebih dari US$ 4,3 triliun ke posisi tertinggi baru mendekati US$ 80 triliun, sementara utang rumah tangga naik US$ 500 miliar, mendekati US$ 50 triliun.

Hal 3>>>

(sef/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular