
Kaya Migas, Ini Produksi Migas RI dekat Laut China Selatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Perairan Natuna berbatasan dengan Laut China Selatan yang menjadi rebutan China dengan sejumlah negara di Asia seperti Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Malaysia. Besarnya kandungan minyak dan gas bumi di Laut China Selatan ini tak ayal menjadi rebutan banyak pihak.
Sementara Indonesia sebenarnya juga telah memiliki sejumlah blok migas yang telah diproduksi maupun masih dalam tahap eksplorasi. Tapi apakah produksi migas dari perairan Natuna saat ini masih berjaya? Apa benar Natuna masih kaya akan migasnya?
Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), setidaknya kini ada sembilan blok migas di perairan Natuna yang tengah dikembangkan. Dari sembilan blok migas tersebut, tiga blok masih dalam fase eksplorasi dan enam blok sudah tahap eksploitasi. Namun dari enam blok tahap eksploitasi, empat blok sudah berproduksi dan dua blok masih dalam tahap pengembangan.
Data SKK Migas yang diterima CNBC Indonesia tersebut menunjukkan produksi minyak di Natuna per 16 November mencapai 18.469,1 barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 402,7 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Bila dibandingkan dengan produksi migas nasional, jumlah produksi migas di perairan Natuna tersebut relatif kecil. Dibandingkan dengan produksi gas nasional yang mencapai 6.734 MMSCFD rata-rata hingga September, ini berarti produksi gas di perairan Natuna hanya sekitar 6% dari produksi gas nasional.
Sementara untuk produksi minyak jauh lebih kecil lagi yakni hanya sekitar 2,6% dari produksi minyak nasional yang mencapai 710.200 barel per hari rata-rata hingga September 2020.
BLOK PRODUKSI
Produksi migas tersebut berasal dari:
1. South Natuna Sea Block B
Blok ini dioperasikan oleh Medco E&P Natuna Pte Ltd, unit usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. Adapun produksi minyak sebesar 14.862,9 barel per hari (bph) dan gas 171,9 MMSCFD.
2. Natuna Sea Block A
Blok ini dioperasikan oleh Premier Oil Natuna Sea B.V. Adapun produksi minyak di blok ini sebesar 2.193,7 bph dan produksi gas 213,3 MMSCFD.
3. Blok Kakap
Blok ini dioperasikan oleh Star Energy (Kakap) Ltd. Adapun produksi minyak 1.412,5 bph dan gas 17,5 MMSCFD.
Sementara ada satu blok yang sudah eksploitasi tapi tidak berproduksi, yakni Blok Sembilang yang dioperasikan PT Mandiri Panca Usaha.
BLOK PENGEMBANGAN
Adapun dua blok masih dalam tahap pengembangan dan belum berproduksi yaitu:
1. Duyung
Dioperasikan West Natuna Exploration Limited, dengan perusahaan holding Conrad.
2. North West Natuna
Blok ini dioperasikan Mitsui Oil Exploration Co Ltd, dengan perusahaan holding Mitsui.
BLOK EKSPLORASI
Sedangkan tiga blok eksplorasi lainnya yaitu:
1. Anambas
Blok ini dioperasikan oleh Kufpec Indonesia (Anambas) B.V., unit usaha Kufpec.
2. North Sokang
Blok ini dioperasikan oleh PT Medco Energi Natuna Timur, unit usaha PT Medco Energi Internasional Tbk.
3. Tuna
Dioperasikan oleh Premier Oil Tuna B.V.
Ketiga blok eksplorasi tersebut masih belum berproduksi.
Selain sembilan blok migas tersebut, ada satu blok yang memiliki potensi hidrokarbon sangat besar namun hingga saat ini belum juga bisa dieksplorasi dan dikembangkan lebih lanjut, yakni Blok East Natuna.
Blok East Natuna memiliki potensi hingga 222 triliun kaki kubik (TCF). Namun, karena besarnya kandungan karbon dioksida di blok ini, yakni mencapai 71%, membuat gas yang bisa dieksploitasi hanya sebesar 46 TCF. Meski turun drastis, namun potensi ini jauh lebih besar dibandingkan cadangan Blok Tangguh dan Blok Masela.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Gencar, RI 47 Tahun Nemu Migas di Natuna Tapi Gak Jalan
