Impor Pangan RI Kronis: Ikan Saja Impor, Sampai Buah & Sayur!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 November 2020 14:05
Menurut pedagang di pasarinu penjualan bawang putih mengalami kenaikan saat mendekati hari raya idul firtri yang dalam beberapa bulan nanti akan dirayakan. (CNBC Indonesia/Andrean kristianto)
Foto: Menurut pedagang di pasarinu penjualan bawang putih mengalami kenaikan saat mendekati hari raya idul firtri yang dalam beberapa bulan nanti akan dirayakan. (CNBC Indonesia/Andrean kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia  masih doyan impor untuk kebutuhan pangan yang semestinya bisa dipasok dari dalam negeri. Hal itu terlihat jelas dari data yang dikeluarkan International Trade Center. 

Hal ini berkebalikan dengan target Presiden Jokowi pernah mengatakan RI bakal swasembada pangan dalam 3 tahun sejak periode pertama pemerintahan. Hal tersebut disampaikan Jokowi pada Desember 2014. 

"Sudah hitung-hitungan, 3 tahun nggak swasembada, saya ganti menterinya. Yang dari fakultas pertanian bisa antre. Tapi saya yakin bisa, hitung-hitungannya ada. Jelas sekali. Konsentrasi 11 provinsi, rampung, sudah ada perhitungan," kata Jokowi.

Sayang, 6 tahun berselang, belum ada tanda-tanda itu kejadian. Bahkan angka transaksi impor justru terus meningkat. Misalnya untuk daging, angka impor US$ 0,26 milliar di tahun 2015, setahun berselang sudah lebih dari dua kali lipat di angka US$ 0,58 milliar, kemudian menjadi US$ 0,59 milliar di tahun selanjutnya. Di 2018 sudah mencapai US$ 0,72 milliar  dan di 2019 sudah mencapai US$ 0,85 milliar.

Artinya selama  4 tahun sudah ada peningkatan hampir 4 kali lipat nilai impor. Top eksportir untuk Indonesia untuk komoditas daging adalah Australia, India, AS, Selandia Baru dan Brasil.

Selain itu produk ikan, udang dan moluska Indonesia masih mengimpor produk tersebut sebagai negara maritim. Misalnya di tahun 2015, nilainya di angka US$ 0,19 milliar, kemudian di 2016 menjadi US$ 0,23 milliar, setahun berselang menjadi US$ 0,28 milliar, lalu di 2018 bernilai US$ 0,29 milliar dan di tahun lalu menjadi US$ 0,3 milliar.

Negara yang rajin memberi pasokan komoditas adalah China, Norwegia, Kanda, AS dan Seychelles.

Buah-buahan pun Indonesia masih doyan impor, angka transaksi impor buah-buahan selalu menanjak dari tahun ke tahun.

Di tahun 2015, angkanya transaksinya masih US$ 0,66 milliar, kemudian menanjak setahun kemudian ke angka US$ 0,85 milliar, naik lagi di tahun 2017 menjadi US$ 1,19 milliar, selanjutnya menjadi US$ 1,31 milliar setahun berselang dan puncaknya tahun lalu menjadi US$ 1,49 milliar.

Negara yang rajin memberi pasokan buah-buahan bagi Indonesia adalah China, Thailand, Australia, AS dan Pakistan.

Selain tiga komoditas itu, ada beberapa komoditas lain yang angka impornya terus menanjak dari tahun ke tahun, di antaranya Coklat dan olahannya, kemudian olahan sayur, buah, kacang dan lainnya serta Minuman, minuman beralkohol, cuka.

impor panganFoto: impor pangan
impor pangan

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Keberlanjutan Pangan RI di Bawah Ethiopia, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular