Musim PHK, Gimana Nasib Bisnis Franchise RI Saat Pandemi?

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
16 November 2020 17:33
Franchise restoran siap saji terbesar di dunia
Foto: Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis waralaba atau franchise adalah salah satu sektor yang terpukul keras akibat pandemi ini. Banyak sejumlah gerai yang tutup, terutama di mal, bahkan hingga mencapai puluhan cabang. Akibatnya, pegawai pun dirumahkan.

Beberapa perusahaan waralaba besar masih bisa bertahan dengan kekuatan modalnya, berbeda cerita dengan waralaba nasional yang bermodal menengah hingga pas-pasan.

Hal itu diungkapkan Tutum Rahanta, Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) kepada CNBC Indonesia, Senin (16/11/2020).

"Saya rasa faktornya karena cash in-nya yang turun secara drastis, sedangkan biaya-biaya yang ditanggung perusahaan turunnya tidak cukup besar. Jadi, ini tidak seimbang antara in and out-nya, dengan kurun tujuh bulan keterbatasan income dari PSBB ke PSBB Transisi," ujar Tutum dalam program 'Power Lunch' CNBC Indonesia, Senin (16/11/2020).

Dia menuturkan bahwa banyak pengusaha waralaba yang mulai kesulitan menghadapi hal ini, terutama yang berkaitan dengan pembayaran gaji dan persiapan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran pada waktu itu.

Tutum menjelaskan banyak perusahaan berdarah-darah, namun tetap mempertimbangkan berbagai hal agar bisnis tetap bertahan. Adapun sektor waralaba yang paling terdampak adalah Food & Beverages (F&B), mode (fashion), maupun jasa.

Sementara itu, bioskop dan taman bermain anak adalah yang paling tertekan karena hingga saat ini belum bisa dibuka sepenuhnya walaupun PSBB telah dilonggarkan. Kendati demikian, prospek bisnis F&B hingga kini mulai ada peningkatan walaupun kapasitas untuk makan di tempat dibatasi.

Segala upaya memang dilakukan untuk menyelamatkan bisnis waralaba. Pemerintah pun sudah berusaha memberi bantuan stimulus walaupun hal tersebut masih belum mengoptimalkan bisnis waralaba.

"Ya memang pemerintah berusaha memberikan bantuan, tetapi kita lihat pada praktiknya di lapangan tidak memberi manfaat yang sesuai keinginan kita untuk bertahan. Sebetulnya, kita ada usul tapi yang diberi insentif itu beberapa sektor yang harus kita tempuh berbagai cara (persyaratan) lagi. Ini tidak serta membantu biaya yang kita pikul," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hippindo: Belum Ada Stimulus Yang Bermanfaat Ke Sektor Ritel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular