
Menteri ESDM Curhat Produksi Migas RI Merosot Terus

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka-bukaan mengenai data produksi minyak dan gas (migas) Indonesia. Ia mengakui bahwa produksinya terus merosot.
Oleh karena itu, menurutnya perlu diperlukan eksplorasi yang masif agar produksi migas kembali meningkat.
"Eksplorasi yang sangat masif masih sangat diperlukan. Saat ini produksi migas kita terus mengalami penurunan," ujarnya dalam peluncuran buku berjudul 'An Introduction into the Geology of Indonesia' karya Prof. Koesoemadinata, Senin (16/11/2020).
Padahal, menurutnya Indonesia memiliki sumber daya energi, termasuk minyak dan gas bumi yang sangat banyak. Hanya saja sejauh ini, dia bilang bahwa sumber daya tersebut belum sepenuhnya dapat dikonversi menjadi cadangan. Itulah salah satu faktor merosotnya produksi migas Indonesia.
"Hal ini disebabkan lapangan migas Indonesia yang sudah tua dan belum ditemukannya cadangan minyak yang besar setelah penemuan cadangan Blok Cepu," bebernya.
"Saat ini memang ditemukan cadangan yang sangat besar, tapi kita masih memerlukan lagi adanya giant discovery untuk potensi-potensi khususnya minyak, mengingat konsumsi kita ke depan yang akan juga sangat besar," lanjutnya.
Ia mencatat, Indonesia membutuhkan tambahan cadangan minyak lebih dari 1 juta barel per hari. Hal ini menurutnya menjadi tantangan ke depan, agar Indonesia bisa melakukan discovery (temuan cadangan) terhadap 68 potensi cekungan yang ada di wilayah tanah air.
"Berdasarkan data jumlah cadangan energi saat ini, cadangan minyak bumi masih ada 3,77 miliar barel dan gas bumi masih ada 77,3 triliun kaki kubik dan batu bara masih ada 37,6 miliar ton," imbuhnya.
Tak hanya migas, ia menegaskan bahwa hal serupa juga terjadi pada subsektor pertambangan mineral dan batu bara, yang masih diperlukan kegiatan eksplorasi.
Lebih lanjut, ia mengakui bahwa selama 20 tahun terakhir total biaya eksplorasi di Indonesia hanya 1% dari biaya eksplorasi perusahaan-perusahaan tambang kelas dunia.
"Walaupun biaya eksplorasi di Indonesia secara global masih rendah, namun terdapat peningkatan biaya eksplorasi pada 2019. Pemerintah melakukan beberapa upaya dalam mendorong pengembangan sumber daya dan peningkatan investasi energi yang mineral di Tanah Air, khususnya pada kegiatan eksplorasi," urainya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Cadangan Minyak RI Cuma Cukup untuk 9 Tahun!
